Mengasah Kemampuan Menulis
Kedua, mengasah kemampuan menulis. Kalau di atas saya sebutkan bahwa saya harus berpikir untuk mendapatkan judul atau topik tulisan, maka untuk merealisasikannya saya harus menulis dan menulis.
Setiap hari? Terkadang tidak juga sih. Bisa setiap hari, bisa dua atau tiga hari sekali saya menulis di sini. Hal ini sangat tergantung pada waktu yang tersedia dan faktor lainnya, termasuk perlunya santai sejenak, he he he.
Dengan mewajibkan diri menulis secara kontinu, maka mau tak mau, saya harus menulis dan menulis. Saya mesti merangkai kata secara terus-menerus seperti juga yang dilakukan olah para kompasianer aktif. Dengan demikian, saya berkesempatan untuk mengasah kemampuan menulis melalui praktik secara kontinu.
Kompasiana benar-benar menjadi tempat untuk mengasah kemampuan menulis. Dengan secara terus-menerus berpraktik menulis, saya yakin kualitas karya tulis kita akan semakin baik.
Pisau saja kalau sering diasah akan semakin tajam, apalagi otak manusia. Oleh karena itu, mari kita jadikan praktik menulis di sini sebagai ajang untuk mencapai peningkatan kualitas karya tulis kita.
Lama-kelamaan, tanpa kita sadari kemampuan menulis kita menjadi lebih baik bahkan jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Seperti penari yang piawai menggerakkan mata, tangan, kaki, dan bahkan seluruh tubuh mewujudkan ekspresi jiwa, penulis yang rajin semakin lama akan semakin menguasai seni "menari" dengan kata-kata.
Seandainya saya, dan kita semua, tak bertemu dengan wadah kompasiana, mungkinkah kita akan tetap tergerak menulis secara terus-menerus sehingga menghasilkan puluhan, ratusan, bahkan ribuan artikel?
Selalu Bersyukur
Oleh karena itu, saya bersyukur dipertemukan oleh Tuhan dengan platform kompasiana. Â Saya bersyukur diberikan kemampuan untuk terus berpikir dalam rangka menghadirkan gagasan demi gagasan hampir setiap hari yang tertuang ke dalam berbagai artikel.