Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Artikel yang Semakin Berkualitas, Sebuah Tantangan!

12 September 2020   18:25 Diperbarui: 13 September 2020   12:39 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: timetogetafirst.tumblr.com

Berusaha Menjadi Lebih Baik

Setahun belakangan saya mulai menyadari betapa pentingnya mengedepankan kualitas tulisan di platform ini. Apalagi ada sejumlah penilaian melalui fitur yang disediakan, baik penilaian dari sesama kompasianer maupun dari redaksi media ini.

Saya pun bertambah semangat. Tak lagi sekadar menulis, bahkan menulis dengan usaha yang lebih baik sehingga berharap bisa membuahkan artikel yang lebih baik dibanding sebelumnya. Saya harus mengusahakan kualitas kendati mesti bekerja keras untuk mencapainya.

Walaupun masih banyak sekali kekurangan pada artikel-artikel yang berhasil saya selesaikan, semangat menulis di kompasiana tak pernah padam. Saya bahkan seperti kecanduan menulis di sini sehingga setiap ada waktu saya akan berusaha menulis.

Persoalan Konten

Ada banyak hal yang mesti saya pelajari dan benahi agar bisa menulis dengan hasil yang lebih baik. Misalnya, mengupayakan data pendukung tulisan masih belum saya lakukan. Alhasil, artikel-artikel saya pada umumnya tidak mengandung data yang, jika dipenuhi, mungkin akan menjadikannya lengkap dan lebih baik.

Akan tetapi, saya sedikit terhibur setelah mendengar ucapan Mohamad Sobari yang menyitir pesan yang disampaikan Pak Jakob Oetama. Berikut petikannya.

"Sebenarnya tulisan di halaman 6 itu (kolom Opini Kompas, maksudnya) janganlah artikel. Terasa akademik. Yang saya mau adalah tulisan reflektif, yang nyeni. Tulisan itu berbicara dan mengajak para pembacanya."

"Harap diingat pembaca Kompas 'kan orang yang sudah capek. Kalau ia dosen, maka ia juga sudah capek. Jangan dijejali teori lagi di situ. Pun kalau data terlalu banyak di situ, ya, orang statistik tak akan membaca Kompas."

"Lalu, barangkali Anda memenuhi apa yang saya inginkan itu karena Anda ngomongnya (menulis, maksudnya) sak senangnya sendiri, tak ada data, tak ada apa."

"Fungsi tulisan reflektif itu memberi perspektif dan mungkin menantang pemikiran pembaca dengan bahasa yang renyah," ujar budayawan Mohamad Sobari menyampaikan pesan Pak Jakob sekaligus meniru gaya bicaranya pada sebuah wawancara dengan Kompas TV belum lama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun