Karena ketekunan dan karya yang dihasilkan pada akhirnya banyak orang mengetahui dan melihatnya sebagai seorang penulis. Itulah yang dilihat orang dalam kesehariannya. Itulah kesan yang muncul di mata orang lain siapa sosok tersebut adanya. Akhirnya orang memberinya predikat sebagai penulis atau pengarang.
Penulis sendiri mungkin tak harus mengumumkan profesinya sebagai penulis. Namun, dari aktivitas hariannya, dari karya-karya, dari semua yang tampak nyata di luar dengan produk yang dihasilkannya, orang lalu memberinya predikat penulis.
Khalayak tentu tidak akan memberi predikat penulis kepada seseorang yang baru saja menghasilkan satu-dua artikel. Predikat sebagai penulis tidak datang dengan tiba-tiba. Penilaian itu akan datang setelah seseorang berproses dan menunjukkan hasil karyanya yang berkualitas secara berkesinambungan.
Khalayak pun memberinya predikat penulis dari pengamatan setiap hari. Dan ketika masyarakat membutuhkan keahlian itu, mereka akan bertanya atau meminta bantuan kepada dia yang berpredikat sebagai penulis atau pengarang. Sebuah kepercayaan.
Demikianlah, hanya penulis yang berdedikasi yang akan mendapatkan predikat tersebut di tengah masyarakat. Dedikasi yang sudah dibuktikan ke dalam bentuk karya yang berkesinambungan. Ia sudah memiliki personal branding sebagai penulis.
Menulis menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan dan membahagiakan jika aktivitas ini berada dalam rangkulan passion. Menulis menjadi kegiatan yang menyemangati apabila dilandasi dengan mission sacre untuk berbagi kebaikan kepada sesama.
Dan, predikat sebagai penulis akan disematkan pada orang yang sudah mampu mewujudkan karya nyata yang berharga dan berkelanjutan. Sebuah tantangan, pastinya!
(Â I Ketut Suweca, 11 September 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H