Kalau memungkinkan dan ada waktu yang cukup, mengapa kita tidak berkunjung? Pastilah teman-teman yang kita kunjungi akan merasa senang seperti kita juga gembira jika dikunjungi dan diberi nilai dan komentar.
Apakah hanya membubuhkan nilai saja, lalu pergi?  Ada baiknya jangan setengah-setengah deh, nggak enak, sungguh! Sebaik-baiknya kunjungan, menurut saya, adalah yang memberikan nilai sekaligus komentar. Mosok sih, sebagai tamu, kita hanya mengetuk pintu rumah orang lantas pergi begitu saja tanpa ngomong apa pun?
Itu hanya usulan saya lho ya. Saya tak boleh mengharuskan para sahabat begini- begitu. Bisa kualat! Apalagi mengingat sempitnya waktu para sahabat untuk berkompasiana. Bisa berkunjung di beberapa akun saja sudah syukur. Hanya, sebaik-baiknya kunjungan adalah kunjungan yang meninggalkan jejak yang komplit-plit, he he he.
Nitip Link dan Pergi
Satu lagi, ada sahabat yang hanya nitip link artikel, lalu pergi begitu saja. Mengherankan, tak ada sedikit pun komentar terhadap artikel di atasnya, melainkan semata-mata menaruh link dengan harapan bisa dikunjungi. Â Ini sama saja dengan menyodorkan kewajiban orang berutang komentar di lapak si penitip link.
Akan tetapi, kembali seperti saya tulis di atas, itu hak setiap orang untuk melakukan apa pun. Saya, dan kita semua, tak bisa menyalahkan sahabat seperti ini. Itulah keputusan dia yang harus kita hormati. Kita hormati.
Pada intinya saya hanya ingin mengajak kita semua untuk mempererat tali persahabatan dengan saling mengunjungi. Ada baiknya sempatkan waktu untuk blogwalking  kendati ke beberapa lapak saja mengingat waktu yang mungkin sangat terbatas.
Semoga konsep sharing and connecting kian nyata. Dan, kita semua bisa bertambah anu (baca: betah) berlama-lama di sini sebagai keluarga besar kompasiana.
( I Ketut Suweca, 26 Agustus 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H