Hal ini saya sampaikan agar mereka  yang baru belajar menulis atau penulis pemula tidak berputus asa atas kenyataan ini. Ia bukanlah satu-satunya orang yang mengalami dan merasakan tulisannya jelek di awal.
Penyuntingan yang Membenahi
Tulisan jelek akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi setelah melalui proses pengeditan yang dilakukan kemudian, begitu proses penulisan rampung. Hanya saja kita harus memerhatikan beberapa hal ketika  melakukan editing.
Pertama, berkaitan dengan waktu. Sediakanlah waktu yang cukup untuk pengeditan. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk melakukan penyuntingan secara detail. Mungkin diantara penyuntingan, Anda perlu jeda untuk beberapa saat.
Lakukanlah hal itu untuk kemudian kembali melakukan penyuntingan lanjutan. Usahakan Anda tidak terburu-buru melakukannya.
Kedua, berkaitan dengan isi. Lakukan penyunting pada berbagai unsur dari tulisan Anda, meliputi logika, bahasa---terutama diksi, dan kesalahan ketiknya. Jangan lupa lakukan pengayaan lainnya agar kontennya lebih bergizi.
Mendengarkan Tulisan
Ada cara (aneh?) yang sering saya lakukan saat mengedit sebuah artikel. Pada bagian-bagian tertentu yang terasa 'kurang jalan', saya biasanya membunyikan atau menyuarakan bagian tersebut. Tak hanya membacanya di dalam hati.
Saya baca dengan bersuara sehingga telinga saya bisa mendengar iramanya. Dengan mendengar, saya akan bisa merasakan mana kalimat yang belum mengalir lancar. Mana yang tersumbat. Mana kalimat yang tidak tepat pada posisinya. Mana yang harus di-delete, dan kata-kalimat mana pula yang mesti dicarikan penggantinya sehingga lebih hidup dan kuat.
Mendengarkan irama tulisan memampukan kita menangkap rasa terhadap tulisan tadi. Jika rasa yang menyentuh hati kita terasa sudah tepat, berarti naskah artikel kita sudah baik. Sebaliknya, jika masih terasa tersendat-sendat, berarti masih harus diluruskan, dibenahi.
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang enak dibaca dan enak didengar. Mengalir lancar dan memiliki unsur keindahan.