Target kita dalam menulis biasanya adalah menulis sebaik mungkin. Sejak awal kita sudah canangkan bahwa karya kita mesti bagus, mesti berkualitas. Nah, karena sasaran yang dituju demikian tinggi, lalu muncul perasaan khawatir kalau-kalau hal itu tak bisa tercapai.
Dilanda Kecemasan
Akhirnya, saat menulis, kita dilanda oleh kecemasan bagaimana bisa menulis bagus. Lantaran ada beban seperti itu, maka bisa jadi kita tak berkonsentrasi penuh dalam menulis. Kita terkooptasi oleh pemikiran untuk menjadi sempurna yang demikian membebani kita. Keleluasaan menjadi sirna.
Sejatinya, tak mungkinlah kita menulis sekali jadi, langsung baik. Itu hal mustahil. Mari kita bahas hal ini lebih jauh. Berharap dengan pembahasan ini, hati Anda akan menjadi jembar, menjadi bebas tanpa tekanan berlebih sehingga bisa menuangkan semua ide dengan baik.
Tahukah Anda bahwa tak ada larangan menulis buruk? Setiap orang baru belajar pasti menulis jelek. Tidak ujug-ujug bagus. Setiap draft artikel pertama dari penulis berpengalaman sekali pun hampir selalu buruk? Nah, kalau buruk, apakah kita lalu patah semangat dan membatalkan kegiatan menulis? Tentu saja tidak.
Bagi orang yang baru mulai belajar mengarang, dapat dipastikan hasil karyanya belum baik. Mungkin dilihat dari kualitas isinya masih jauh dari harapan. Belum lagi teknik pengungkapannya, belum memadai. Boleh dibilang masih kacau-balau.
Begitu pun dengan penulis yang sudah punya pengalaman menulis. Anda pikir dia dengan mudah menuangkan idenya dengan sekali jadi. Oh, tidak!  Tetap saja draft pertama tulisannya masih perlu dipermak di sana-sini. Bahkan, beberapa bagiannya harus  dipangkas karena kurang logis, misalnya. Anda mengalaminya, bukan?
Kekacauan dalam Menulis
Kalau begitu, penulis pemula dan penulis senior, sama-sama mengalami "kekacauan" tulisan. Hanya yang satu bisa lebih parah daripada yang lain. Ingatlah bahwa kondisi ini sama sekali bukanlah sebuah bukti bahwa kita tidak berbakat menulis. Tetapi, sesuatu yang wajar, dan sudah hal yang lumrah itu terjadi.
Saya sebagai penulis yang sedang belajar, juga mengalami hal yang sama. Semua orang, saya kira, mengalaminya. Draft pertama tulisannya pasti buruk. Tapi, jangan khawatir, ini baru permulaan. Diperlukan tahapan berikutnya untuk menyempurnakan tulisan tersebut.
Prosesnya kita kenal dengan istilah penyuntingan atau editing. Dengan editing berkali-kali, maka diharapkan tulisan yang sebelumnya kacau, atau buruk, atau berlepotan, berubah menjadi karya yang menarik dan bermutu. Jadi, tak usah takut jika tulisan Anda jelek pada awalnya. Toh setelah itu akan ada tahapan untuk mengeditnya lebih lanjut.