Apa sih yang dimaksud dengan "Catatan Syukur"? Mengapa Anda saya anjurkan membuatnya dan  apa manfaatnya? Lalu, bagaimana cara membuatnya?
Apa Itu Buku Catatan Syukur?
Menulis catatan syukur dalam sebuah buku sejatinya sudah lama saya lakukan. Ia hadir sebagai pengganti buku harian (diary) yang sering saya jadikan tempat tumpahan unek-unek, dulu. Buku catatan syukur saya tulis hampir setiap hari.
Saya menulisnya menjelang tidur, setelah semua aktivitas berakhir pada hari tersebut. Buku itu saya isi secara kontinu, dari hari ke hari nyaris tanpa absen. Jika suatu hari saya lupa, maka akan saya gabungkan menulisnya pada hari berikutnya. Jadilah catatan syukur dengan kegiatan selama dua hari sekaligus.
Anda pasti sudah bisa menebak apa yang saya maksud dengan catatan syukur itu. Catatan syukur mirip dengan diary atau buku harian. Tapi, catatan syukur isinya lebih singkat dan padat. Hanya memuat pointer-pointer kegiatan yang dilakukan dalam sehari.
Saya menyebut sebagai catatan syukur lantaran dilatarbelakangi oleh niat untuk mencatatkan hal-hal yang patut  saya syukuri pada hari tersebut.Â
Apa yang, menurut saya, patut disyukuri karena sudah terlaksana, saya tulis di buku catatan syukur. Buku tersebut selalu tersedia di atas meja dan siap untuk ditulisi setiap hari, tepat menjelang pergi tidur.
Manfaat Catatan Syukur
Lalu, apa saja manfaat buku catatan syukur itu? Berdasarkan pengalaman selama menulis buku ini, paling tidak ada 4 (empat) manfaat menuliskan catatan syukur setiap hari. Keempat manfaat itu sudah saya rasakan.
Pertama, dengan buku catatan syukur kita bisa mendokumentasikan hal-hal atau kegiatan yang sudah kita lakukan pada hari tersebut, sejak baru bangun pagi hingga malam hari sebelum berangkat ke 'pulau kapuk'.
Catatan itu akan sangat membantu jika pada suatu saat nanti kita ingin mengetahui apa-apa saja yang sudah kita lakukan dan kapan melakukannya.Â
Dengan membuka-buka buku itu serta menelusuri urutan hari dan tanggalnya, kita dengan mudah menemukan jawabannya. Maka, jangan pernah lupa untuk selalu mencatat hari dan tanggal setiap memulai menulis catatan syukur.
Kedua, dengan membuat catatan syukur kita sudah mensyukuri hal-hal yang telah kita lakukan atau hal-hal yang terjadi ada hari tersebut. Kita menyadari bahwa apa yang kita capai dan hasilkan tak lepas dan bantuan orang lain, dan terutama campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.Â
Jadi, dengan menulis catatan syukur, secara tak langsung kita telah bersyukur kepada Sang Khalik atas segala karunia-Nya. Sesuatu yang baik untuk kita pertahankan dan layak kita teruskan, bukan?
Ketiga, dengan membuat catatan syukur kita akan termotivasi untuk melakukan aktivitas yang memiliki nilai guna pada setiap harinya. Kita jadi terdorong untuk mengisi hari-hari dengan melakukan segala sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungan sekitar.
Kita jadi tak sekadar melewatkan hari-hari tanpa aktivitas dengan jadwal kegiatan yang kosong-melompong. Karena, jika kegiatan kita kosong melompong, lalu apa yang akan kita catat sebagai wujud syukur kita pada hari tersebut? Â Tidak ada, bukan?
Dengan mewajibkan diri menulis catatan syukur setiap hari, maka sebelum memulai hari baru, kita akan berusaha untuk merencanakan apa-apa yang akan kita lakukan pada hari tersebut tanpa pernah melewatkannya secara sia-sia.
Keempat, membuat catatan syukur mendorong kita untuk berkarya dengan lebih baik. Tentu pada setiap datangnya hari kita ingin menjadi manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. Ingin berkarya lebih baik dibanding hari sebelumnya.Â
Jadi, dorongan menjadi lebih baik akan selalu ada dan terjaga di dalam pikiran dan diwujudkan ke dalam tindakan harian. Hal ini kemudian menjadi catatan di buku catatan syukur. Merasakan ada suatu kemajuan sekecil apa pun menjadi motivasi positif bagi kita untuk berkarya.
Bagaimana Membuatnya?
Buku catatan syukur dibuat dengan sangat mudah. Belilah sebuah buku tulis biasa. Atau, buku agenda juga boleh. Lalu, tuliskanlah Catatan Syukur, hari, tanggal.. Selanjutnya, isilah dengan hal-hal yang sudah Anda kerjakan dan yang Anda alami setiap hari.
Usahakan paling tidak ada 5 sampai 10 point  rasa syukur yang Anda catat setiap hari. Mulailah setiap point dengan kalimat, misalnya, " 1. Saya bersyukur hari ini bisa menulis satu buah artikel dengan judul..."  2. Saya bersyukur sudah bisa membantu si Badu..." Dan, seterusnya.
Selamat menulis Catatan Syukur Anda.
( I Ketut Suweca, 16 Agustus 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H