Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Jangan Lupakan Editing karena Itu Penting

8 Agustus 2020   18:37 Diperbarui: 10 Agustus 2020   23:02 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gagasan yang keluar jalannya tersendat-sendat lantaran memaksa diri melakukan editing. Mirip dengan sepeda motor lawas yang lajunya tersendat-sendat karena karburatornya bermasalah.

Tiga Aspek Penting
Penyuntingan tersebut pada umumnya dilakukan pada 3 aspek utama. Pertama, aspek logika dan sistematika artikel. Ajukan pertanyaan, apakan tulisan tersebut sudah logis? Apakah artikel kita sudah tersusun secara runtut dari awal hingga akhir? Tidakkah ada lompatan-lompatan gagasan sehingga mengganggu koherensi atau kepaduan antarkalimat pembentuk alinea?

Kedua, aspek konten. Apakah gagasan yang ingin kita tulis sudah tertuang sesuai dengan rencana? Apakah topik yang digagas telah ditulis secara lengkap ke dalam naskah? Apakah perlu ditambahkan dengan ungkapan ahli atau tokoh tertentu untuk memberi penguatan pada naskah kita?

Dalam hubungan ini, kita senantiasa harus memerhatikan faktor kecukupan. Artinya, mempertimbangkan berapa halaman atau berapa kata yang kita kehendaki agar sebuah artikel tak terlalu panjang yang bisa membuat pembaca bosan, atau sebaliknya, terlalu pendek sehingga mungkin kurang memberikan kedalaman.

Ketiga, aspek kebahasaan. Apakah ada kesalahan ketik? Apakah kata-kalimat artikel tersebut telah benar-benar mewakili pikiran kita? Sudahkah kita menggunakan kata-kata baku? Apakah kalimat yang kita bentuk mudah dimengerti oleh pembaca?

Perlukah melengkapi artikel kita dengan kata-kata yang memiliki kekuatan (power) dengan pendekatan diksi yang lebih tajam? Menggunakan kata-kata aktif lebih banyak daripada kata-kata pasif? Atau, sesekali disisipi dengan gaya bahasa repetisi, retoris, analogi, dan lainnya untuk membuat artikel kita lebih menarik sekaligus mempermudah pemahaman pembaca?

Diperlukan proses penyuntingan yang intensif sebelum sebuah artikel ditayangkan atau dikirim ke meja redaksi sebuah media. Proses ini juga memakan waktu, sama halnya ketika kita menuangkan gagasan yang dilakukan sebelumnya. Dibutuhkan kecermatan berbahasa dan ketajaman logika ketika menyunting sebuah artikel.

Lepaskan Pikiran dari Naskah
Terkait ini, ada kebiasaan yang baik dari penulis-penulis senior yang mungkin bisa kita pertimbangkan. Apakah itu? Dikatakan, jangan pernah terburu-buru mengirim atau mengunggah naskah yang baru saja kita kerjakan!

Tahan dulu! Pergilah untuk beberapa saat dari depan laptop atau mesin ketik. Alihkan pikiran dengan melakukan aktivitas lain. Lepaskan pikiran tentang materi tulisan itu untuk beberapa saat. Lamanya bisa sehari, bisa juga beberapa jam saja. Nah, setelah melepaskan pikiran dari naskah tersebut untuk beberapa lama, barulah dilakukan penyuntingan untuk yang terakhir kalinya.

Dengan membiasakan jeda seperti itu, kita akan mampu melihat artikel tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Kita bisa temukan kesalahan atau kekuranglengkapan tulisan dimaksud yang tadinya mungkin kita pandang sudah baik. Boleh jadi kita melihat ending-nya kurang pas, lead-nya kurang menarik, atau bahkan judulnya kurang afdal.

Lakukanlah editing terakhir sampai kita benar-benar yakin artikel itu sudah layak muat. Kerjakan proses penyuntingan terakhir ini secara telaten dan tepat sasaran. Laksana seorang tentara di medan perang, editing final adalah peluru terakhir yang ditembakkan ke arah musuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun