Tibalah waktunya kelima abdi itu kembali ke istana untuk menghadap sang raja, melaporkan hasil kerja mereka. Dengan bangga keempat abdi memperlihatkan tanaman kacangnya yang tumbuh subur berdaun hijau segar. Sedangkan abdi yang satunya lagi hanya bersungut-sungut dan gemetar ketakutan. Ia benar-benar khawatir akan mendapat hukuman sang raja gara-gara tak berhasil menumbuhkan bibit kacang itu. Ia mohon ampun kepada raja karena tak berhasil menumbuhkan tanaman kacang sebagaimana keempat orang lainnya.
Memerhatikan semua itu, sang raja hanya tersenyum dan manggut-manggut. Sang raja pun memutuskan abdi nomor lima, yang kacangnya tak bisa tumbuh, diangkat sebagai pejabat.Â
"Dengarlah abdiku, kacang yang kuberikan padamu itu adalah kacang yang sudah dimasak selumnya. Jadi, kacang itu tak mungkin bisa tumbuh."Â
"Yang paling penting bagiku adalah pejabat yang jujur," pungkas sang raja.
( I Ketut Suweca, 2 Agustus 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H