Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mas Nadiem, Mohon Pertimbangkan Ini Sebelum Sistem Belajar Online Diteruskan

31 Juli 2020   11:11 Diperbarui: 2 Agustus 2020   08:13 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumb gambar : https://id.pinterest.com/pin/529735974920168502/

Sistem belajar yang diterapkan dengan tatap muka langsung adalah yang terbaik. Alasannya, karena pola tatap muka atau belajar di kelas secara nyata, memungkinkan para guru mengontrol sikap dan perilaku para siswa.

Bukankah pembentukan karakter yang paling diutamakan, tak semata-mata kebutuhan akan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi? Pertanyaannya, bisakah hal sepenting dan se-mendasar itu dilakukan secara online?

Apalagi mengingat keadaan guru-guru kita juga sangat beragam, baik lokasi bekerja maupun kualitas sumber daya manusia-nya. Belum lagi kalau berbicara tentang pendapatan mereka, terutama pada guru kontrak atau honor. Dengan kondisi seperti itu, maka akan banyak kesulitan yang dihadapi oleh para guru di Indonesia.

Orangtua yang Tak Kalah Sibuk

Keempat, faktor orangtua. Pendidikan jarak jauh ini dapat dipastikan dapat menambah beban para orangtua. Orangtua yang bekerja di luar rumah akan meninggalkan putra-putrinya belajar di rumah. Karena harus bekerja ke kantor, para orangtua, mau tak mau, tidak bisa mendampingi anak-anaknya belajar di rumah.

Si anak pun akan belajar mandiri di rumah. Entah bagaimana hasilnya. Tak ada yang secara langsung membimbing mereka, tak ada yang mengawasi sikap dan perilaku mereka. Apakah anak akan mampu berkonsentrasi sekian jam pelajaran dalam sehari, masih menjadi tanda tanya besar.

Kendati pun, misalnya, para orangtua masih bisa menyisihkan waktu untuk mendampingi putra-putri mereka belajar, hasilnya apakah sama jika mereka didampingi oleh para guru yang dididik untuk mengajar dengan ilmu pedagogik-nya?

Anak yang dalam belajar didampingi orangtua tentu akan berbeda hasilnya dibanding anak didampingi para gurunya. Saya meyakini, bahwa kehadiran guru dan petunjuknya jauh lebih dipatuhi daripada orangtua mereka. Hal ini antara lain lantaran kompetensi para guru dan suasana belajar yang terbentuk.

Belum percaya? Lihat dan dengarlah, banyak orangtua yang mengeluh betapa anak-anaknya sulit disuruh belajar. Mereka lebih suka bermain game, misalnya. Nah, dalam kondisi seperti ini, bisakah diyakini bahwa sistem belajar berbasis IT di rumah saja ini akan berhasil?

Pembentukan Karakter Siswa

Menurut saya, sistem belajar jarak jauh ini setelah pandemi sebaiknya disudahi saja. Jangan diberlakukan terhadap para para siswa di tingkat pendidikan dasar dan menengah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun