Terhadap pertanyaan tersebut saya jawab dengan berangkat dari ideliasme. Apa pun keadaannya, tetaplah menulis. Kendati banyak hambatan dan tantangan dunia perbukuan di negeri ini, tetap sajalah menulis.
Menulis adalah pilihan dalam kehidupan. Dengan menulis dan mempublikasikannya berarti kita sudah turut berbagi pengalaman dan pengetahuan, entah bertentuk artikel atau berwujud buku.
Saya katakan, jika suramnya dunia perbukuan menyebabkan para penulis  mengurungkan niat untuk menulis, lantas bagaimana nasib dunia literasi Indonesia? Akan semakin terpuruk pastinya. Maka, kewajiban penulis adalah menulis. Semoga dengan upaya itu,  kita bisa memberikan sumbangsih bagi masyarakat, sekecil apapun itu.
(Â I Ketut Suweca, 28 Juli 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H