Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasianer dan Seni Berkomentar

26 Juni 2020   16:10 Diperbarui: 27 Juni 2020   06:38 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/792141021942540413/

Secara khusus saya merasa harus menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada sahabat yang sudah hadir di artikel saya sebelumnya yang berjudul Merayakan Pencapaian Artikel ke-600 di Kompasiana. Semua sahabat menyemangati dengan "bertepuk tangan," dan saya merasa tersanjung. Setidaknya ada 52 orang sahabat yang hadir dan memberikan komentar, belum terhitung mereka yang hadir hanya memberikan nilai/vote. Bunga yang dibawa gadis dalam ilustrasi khusus untuk para sahabat yang hadir, he he he.

Setelah membaca komentar demi komentar yang datang dan membalasnya satu per satu, tiba-tiba saya ingin menulis tentang topik ini. Topik yang menyangkut seni berkomentar. Mari kita mulai.

Seni Berkomentar

Apabila ada yang bertanya, artikel mana yang akan kita pilih untuk kita komentari mengingat ada seabreg artikel di kompasiana dari begitu banyak penulis? Tidak mungkinlah kita akan sanggup mengomentari semua artikel yang sedang tayang.

Kalau pun kita hendak mencobanya, betapa banyak waktu yang dibutuhkan. Belum lagi artikel-artikel baru yang terus mengalir dari waktu ke waktu dari para penulis. Nah, kalau semua itu ingin dikomentari, ya, bisa semaput kita, he he he.

Kembali ke pertanyaan semula, kalau demikian keadaannya, bagaimana kita memilah dan memilih artikel atau tulisan yang hendak kita komentari?

Berdasarkan pengalaman dan pemikiran saya, ada cara mudah untuk memilih berkomentar dengan mempertimbangkan dua hal. Pertimbangan pertama menyangkut "isi artikel" dan pertimbangan kedua berkaitan dengan "siapa penulis"-nya.

Pertama, menyangkut isi artikel. Dalam banyak hal, isi artikel sering tercermin dari judulnya. Judul mencerminkan isi. Saya biasanya akan melihat dan membaca judul terlebih dahulu sebelum masuk lebih dalam ke isi artikel. Nah, ketika saya tertarik dengan judul sebuah artikel, saya akan masuk lebih jauh, membaca, dan akhirnya membubuhkan komentar dan nilai.

Tentu saja setiap orang tertarik pada judul atau topik tertentu yang berbeda. Ada yang suka dengan topik-topik politik, ekonomi, teknologi, dan sebagainya. Saya lebih tertarik pada topik humaniora, gaya hidup, hobi, ekonomi, dan puisi. Jadi, saya cenderung berkomentar pada artikel-artikel dalam ruang lingkup tersebut. Hanya sesekali saja membaca dan mengomentari tulisan di luar itu. Kalau tulisan tersebut menarik, bermanfaat atau menginspirasi, ya, saya akan baca, komentari dan berikan nilai tak peduli siapa pun penulisnya.

Kedua, menyangkut siapa penulisnya. Faktor penulis juga menjadi pertimbangan saya dalam berkomentar. Apakah penulis artikel dimaksud sudah saya "kenal"? Maksudnya, apakah ia dan saya sudah pernah atau bahkan sudah sering saling mengunjungi di rumah besar kompasiana? Jika sudah "akrab" saya mempunyai kecenderungan untuk hadir dan membubuhkan komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun