Jika di dalam keluarga ia terbiasa mendengar kata-kata kasar bahkan umpatan-umpatan dari orangtuanya, bukan tidak mungkin ia akan meniru dan hal ini akan terbawa ke luar. Apabila ia terbiasa mendengar dan terlatih dengan kata-kata yang sopan dan menjaga etika di rumah, hal ini juga akan terbawa-bawa ketika si anak bergaul di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Menyerahkan ke Pihak Sekolah
Banyak orang tua yang tak peduli betapa pentingnya pendidikan di dalam keluarga. Masalah pendidikan anak sepenuhnya dipandang sebagai tanggung jawab sekolah.
Jika anak menjadi orang yang tak sesuai keinginan atau harapan orangtua, itu dianggap semata-mata sebagai kesalahan pihak sekolah sebagai institusi yang bertugas mendidik. Padahal, pengaruh pendidikan informal di rumahlah sangat menentukan.
Orangtua tak cukup dengan berkata-kata harus begini atau harus begitu. Orang tua juga tak cukup dengan mengatakan tak boleh begini dan tak boleh begitu. Orangtua seyogianya bisa menunjukkan sikap dan perilaku yang patut diteladani oleh putra-putri mereka.
"Pengaruh suatu keteladanan yang baik jauh lebih bermanfaat daripada suatu teguran yang tajam," demikian nasihat Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.
Mesti diingat dan disadari bahwa tindak keteladanan lebih "nyaring bunyi"-nya daripada kata-kata. Masih banyak orang tua yang belum menyadari hal ini sehingga dengan mudah menyalahkan pihak sekolah, anak, Â atau orang lain. Mira W, novelis wanita Indonesia,menulis bahwa "mendidik anak bukan dengan segebung nasihat dan larangan. Tapi, dengan teladan dan penuh pengertian."
( I Ketut Suweca, 20 Juni 2020).