Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Intuisi, Bisakah Diandalkan dalam Mengambil Keputusan?

9 Juni 2020   20:16 Diperbarui: 10 Juni 2020   08:28 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendapatkan suara hati seperti ini, barulah saya ambil keputusan untuk meneruskan pendidikan sesuai dengan rencana semula. Dan, terbukti, proses belajar di kedua jenjang pendidikan itu bisa saya jalani dengan baik.

Pengertian Intuisi

Intuisi, menurut Wikipedia, adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran.

Intuisi, menurut saya, adalah kemampuan batiniah yang muncul tanpa pemanfaatan kemampuan pikiran. Intuisi itu hadir secara spontan ketika orang membutuhkannya. Intuisi sama sekali tidak mengandalkan kemampuan analisis atau kemampuan logika. Melainkan, semata-mata bersandar pada getaran hati, feeling, atau kata hati yang merupakan karunia tersembunyi pada diri manusia.

Setiap manusia memiliki intuisi, sesuatu yang terdapat jauh di dalam pikiran bawah sadar. Untuk mengasah dan mengembangkan intuisi, dapat dilakukan antara lain dengan meditasi relaksasi. Meditasi relaksasi ini adalah cara untuk masuk ke dalam keheningan diri.

Istilah psikologinya, masuk ke pikiran di tingkat alpha. Pikiran tingkat alpha adalah pikiran dengan gelombang otak di frekuensi 8 - 13,9 Hz. Orang menyebut tingkat alpha ini sebagai khusuk, relaksasi, meditatif, atau akses pikiran bawah sadar. Di dalam frekuensi ini, sang meditator akan merasa nyaman, tenang, dan santai sepenuhnya.

Erbe Sentanu dalam buku Quantum Ikhlas, Tekonologi Aktivasi Kekuatan Hati (2008: 71-72)menyebut kondisi Alpha ini sebagai pintu masuk atau akses ke pikiran bawah sadar. Hanya pada tingkat gelombang otak seperti ini orang baru bisa mengakses pikiran bawah sadar.

Dalam kondisi ini otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman, tenang dan bahagia. Hormon ini pula membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil. Dalam kondisi gelombang pikiran di frekuensi alpha ini, akses ke dalam pikiran bawah sadar menjadi mudah.

Pikiran bawah sadar adalah pikiran yang menyimpan limpahan pengetahuan, pengalaman, dan informasi dari masa lalu, baik dalam kehidupan kini maupun pada kehidupan sebelumnya. Pikiran bawah sadar oleh ahli ilmu pikiran disebutkan bagai tanah yang subur. Tanah yang selalu siap membesarkan semak belukar atau pohon mangga yang akan berbuah lebat. Tanah yang siap ditanami benih apapun yang berasal dari pikiran sadar manusia, baik pikiran-pikiran negatif maupun pikiran-pikiran positif.

Dalam kondisi meditatif-lah pikiran bawah sadar dapat diakses dengan mudah. Berbagai permasalahan dan persoalan dalam kehidupan dapat "ditanyakan" dan ditemukan jawabannya di pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar akan memberikan file masa lalu, ingatan sebagai catatan dari apa yang pernah dialami, diketahui, dan dirasakan sebelumnya.

Oleh karena itu, pikiran bawah sadar disebut sebagai gudang catatan masa lalu. Orang diharapkan sangat berhati-hati memilih dan menyimpan pikiran-pikiran sadar ke dalam pikiran bawah sadar, karena pikiran itu akan tumbuh dan berkembang, seperti benih yang tumbuh di tanah yang subur.

Pengulangan pengalaman, visualisasi, pengulangan ucapan atau self talk, adalah cara agar kita bisa menanam pikiran-pikiran sadar kita ke alam bawah sadar. Nah, pikiran spontan yang kita sebut dengan intuisi bersumber dari pikiran bawah sadar ini.

Intuisi dan Pengambilan Keputusan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun