"Ketika engkau bangun di pagi hari, bersyukurlah atas cahaya pagi, atas hidup dan kekuatanmu.Â
Bersyukurlah atas makanan dan kegembiraan hidup.Â
Jika kau tidak melihat alasan untuk berterima kasih, kesalahan terletak di dalam dirimu sendiri."Â
(Tecumseh, Pemimpin Shawnee, Suku Pribumi Amerika)
Minggu, 31 Mei 2020. Hari terakhir di bulan Mei. Saya bangun seperti biasanya, pukul 05.30, lalu membasuh muka, gerakkan badan sejenak, dan mulai membuka laptop. Koneksi internet sedang bagus-bagusnya.
Blogwalking ke Lapak Sahabat
Saya pun mulai mengunjungi lapak para sahabat. Ada banyak "dagangan" di situ. Ada yang memajang artikel tentang tanaman, traveling, karier, politik, kuliner, dan banyak lagi. Menyenangkan bepergian berkeliling  mengunjungi artikel banyak sahabat.
Kebiasaan saya setiap kali blogwalking tak hanya memberikan vote, juga mengisi kolom komentar. Jika isi artikel yang tak benar-benar saya pahami, saya akan memilih berkomentar standar saja, menunjukkan bahwa saya hadir. Namun, kalau saya memiliki ide yang berbeda atau sependapat dengan si penulis artikel, saya akan berkomentar lebih jauh lagi.
Tak terasa, selama tiga puluh menit sudah saya alokasikan untuk melihat-lihat tulisan para sahabat tanpa memiliki gagasan apa pun untuk saya tulis. Saya belum menemukan ide yang pasti untuk ditulis. Akhirnya saya putuskan untuk mematikan dan meninggalkan laptop sejenak, lalu beranjak ke halaman depan rumah. Saya ambil sapu dan serok untuk membersihkan halaman.
Mengurus Tanaman
Di halaman rumah ada banyak tanaman yang setiap saat meninggalkan sampah dedaunan yang berserakan. Terlebih-lebih tanaman belimbing yang kini sedang berbunga. Ribuan bunganya yang kecil-kecil berwarna merah muda terserak di halaman. Konon, bunga belimbing ini baik untuk dijadikan jamu (loloh, bahasa Bali), entah apa khasiatnya, saya tak tahu.