Apa yang terjadi? Mulut sang ular terluka parah oleh gerigi gergaji yang ternganga ke atas itu. Keadaan ini membuat kemarahannya menjadi-jadi, meledak! Akhirnya dengan sekuat tenaga ia melilit gergaji itu seperti membelit binatang korban sebelum ditelannya bulat-bulat.
Alhasil, ular itu terluka sangat parah. Tak hanya mulutnya, sekujur tubuhnya pun terluka parah. Darahnya mengucur keluar, sangat mengenaskan. Si ular akhirnya mati dalam posisi "memeluk" gergaji. Penebang kayu yang kemudian datang sangat  terkejut melihat kejadian itu. Cerita di atas pun berakhir.
Penyesalan yang Terlambat
Apa hikmah yang dapat kita petik? Kemarahan yang tak dikendalikan akan menjadi-jadi dan semakin parah. Kemarahan yang tak terkendali  lebih banyak merugikan dan merusak diri sendiri.  Kemarahan dapat memperkeruh perasaan dan menutup rapat kemampuan berpikir rasional. Semuanya dikendalikan oleh rasa marah.
Yang terjadi setelah itu hanyalah penyesalan. Hanya sayang, penyesalan itu datangnya terlambat. Orang sampai hati membunuh orang lain bahkan anggota keluarganya sendiri sering karena kemarahan yang tak terkendali. Orang bisa mengamuk dan merusak semua yang ada juga karena rasa marah yang tak terkontrol. Orang bisa mengeluarkan kata-kata kasar karena rasa marah yang tak terkendali. Alhasil, kemarahan itu pada akhirnya bersifat destruktif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Antara Peristiwa, Respon, dan Hasil
Kemarahan itu muncul sebagai respon dari suatu peristiwa atau keadaan tertentu. Kita seringkali memandang peristiwa atau keadaan itulah yang satu-satunya menjadi penyebab munculnya kemarahan, seperti sang ular yang "menyalahkan" gergaji. Â
Kemarahan yang diekspresikan itu sebenarnya hanyalah respon, sedangkan peristiwa atau kejadian itu adalah hal-hal yang berada di luar kendali kita. Nah, kita bisa memilih respon yang kita berikan terhadap suatu kejadian atau peristiwa tadi. Apakah kita memilih tetap tenang atau sebaliknya, marah meledak-ledak terhadap suatu kejadian, tergantung kita saja. Respon yang kita berikan menentukan hasil yang kita dapatkan. Dalam dunia psikologi, begini rumus sederhananya:
peristiwa + respon = hasil
Ada orang yang dicaci maki, memilih mencaci makin balik. Ada pula yang memilih memukul si pencaci. Ada yang memilih berdiam diri. Ada juga yang memilih berbalik pergi dan tak peduli. Jadi, sekali lagi, tergantung dari respon kita terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang langsung maupun tidak langsung menimpa kita.
Dengan demikian, kita-lah yang sesungguhnya menentukan mau seperti apa hasilnya, mau seperti apa akibatnya. Karena, dalam banyak hal, kejadian atau peristiwa berlangsung di luar kendali kita. Seperti apa hasilnya, tergantung pada respon kita, tanggapan kita.