Saya mempunyai banyak sahabat wartawan (jurnalis), baik jurnalis media cetak maupun elektronik. Kendati covid-19 selalu mengintai, mereka tak urung menjalankan tugasnya.Â
Moto salah seorang dari mereka yang pernah saya dengar begini, "Kami Berburu Berita, Anda Baca di Rumah." Mereka tak bisa berleha-leha semaunya. Mereka harus berpikir strategik dan bergerak cepat untuk mendapatkan informasi terkini sebagai bahan berita.
Dua Wartawan Andal
Sahabat saya, Wandra misalnya, adalah jurnalis muda yang lumayan energik. Ia terbilang lincah berburu berita tanpa perlu didorong-dorong oleh atasannya. Berita yang jadi fokus adalah  seputar covid.Â
Dan, itulah yang dikejarnya dari pagi hingga sore, terkadang sampai malam, 6 hari dalam seminggu. Kendati terkadang merasa lelah, tetapi tanggung jawabnya menyebabkan dia harus bekerja keras. Dalam sehari, Wandra wajib menyetor 2 buah berita kepada redaksi media tempat dia bernaung.
Kendati pun terbilang muda usia, freshgraduate, dan belum berpengalaman, Wandra termasuk cerdas ketika melakukan wawancara dengan para narasumber.Â
Pernah suatu kali, ia mewawancarai saya seputar masalah berita hoaks yang banyak muncul di media sosial belakangan ini. Terasa sekali ia pintar bertanya hingga mendapatkan bahan-bahan yang komplit untuk ditulis. Saya suka melihat caranya bertanya dan mampu menggali secara dalam.
Lain Wandra, lain pula Agusta. Jurnalis pria yang disebut terakhir  ini memang lebih senior. Ia mampu menangkap intisari informasi dengan sangat baik.Â
Pengalamannya dalam melakukan wawancara dan menulis sangat baik, juga dalam menyusun berita. Ia sudah mampu membuat judul berita yang menggoda sekaligus mencerminkan isi dan membuat lead berita yang menarik.
Di samping kemampuan menuliskan berita dalam bentuk teks, Agusta juga sudah  pintar membuat video. Seringkali ia harus terjun ke lapangan untuk meliput kegiatan para pejabat terkait dengan penanganan covid-19.  Ternyata ia mampu mendesain video dengan sangat baik. Banyak pujian yang terlontar padanya.