Tulisan ini terinspirasi dari artikel sahabat kita, Bang Auky. Beliau mengunggah artikel dengan judul "Buku Menjadi Pembuka Mimpi Menjelajah Dunia."
Tulisan tersebut berbicara tentang pentingnya peran buku dalam mencapai kemajuan, sekaligus pentingnya membaca buku untuk kemajuan diri dan peradaban.
Pencinta Buku dan Perpustakaan
Berbicara buku, saya adalah pencinta buku, bahkan sejak kecil. Buku adalah barang yang paling saya minati, bahkan melebihi minat terhadap jajanan, misalnya. Jika bertemu buku, saya bahagia sekali. Saya merasa seakan-akan bersua dengan orang yang selalu saya impikan dan rindukan setiap hari.
Maklum saja kehidupan di pedesaan zaman dulu sungguh sulit. Kehidupan sebagai anak petani kecil sudah jauh dari mudah. Ayah ibu harus bekerja keras untuk menghidupi kami, anak-anaknya, ber-enam orang.
Maka, jangan ditanya mengapa saya tidak bisa membeli buku. Membeli buku adalah hal yang sulit, bahkan tidak mungkin. Hanya, buku pejajaran sekolah yang ada, itu pun dipinjam dari "perpustakaan" sekolah yang super minim buku.
Zaman dulu, perpustakaan amat sangat langka. Saya harus menempuh jarak 20 km pulang-pergi dengan sepeda gayung untuk bisa menikmati buku-buku di sebuah perpustakaan. Toko-toko buku pun tak banyak, setahu saya hanya ada satu toko buku dan satu kios buku. Yang lainnya saya tidak tahu.
Maklum, hanya itu yang sering saya kunjungi di luar perpustakaan. Perpustakaan, toko dan kios buku itu, semuanya ada di kota. Sementara saya tinggal jauh di pedesaan. Untuk bisa membaca, dibutuhkan perjuangan keras untuk bisa sampai di sana. Apalagi kalau bukan mengayuh pedal sepeda hingga tiba di kota.
Buku Bukan Barang Langka Lagi
Kini, buku sudah bukan barang langka lagi. Saya dan para pembaca semua, sudah akrab dengan benda yang satu ini. Kini, buku dengan mudah didapat.
Ada lumayan banyak toko buku, ada beragam judul buku. Bisa dipilih sesuka hati mana yang mau dibeli. Persediaan buku relatif sudah memadai. Kesulitan menemukan buku seperti yang pernah saya alami dulu, tidak terjadi sekarang.