Setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal (local wisdom). Kearifan lokal ini menjadi panduan bagi masyarakat lokal dalam menjalani kehidupan. Tidak hanya dipedomani dalam meraih kemajuan, juga dalam menjalani hidup yang selaras dengan alam.
Di Bali, ada berbagai kearifan lokal yang tetap dirawat dan dijadikan sesuluh oleh masyarakat setempat. Salah satu local wisdom yang cukup dikenal adalah "Eda Ngaden Awak Bisa". Ini sesungguhnya sebuah filosofi hidup yang sangat substansial.
Gending dan Artinya
Kearifan lokal tersebut dikemas ke dalam bentuk nyanyian (gending) sehingga dengan mudah diikuti dan dinyanyikan oleh anak-anak sekalipun. Di-setting secara ringan dan dipopulerkan melalui Pupuh Ginada. Begini bunyinya:
Eda ngaden awak bisa
Depang anake ngadanin
Geginane buka nyampat
Anak sai tumbuh luhu
Ilang luhu buke katah
Yadin ririh, liyu enu pelajahin.
Jika diterjemahkan secara bebas, artinya kurang-lebih demikian:
Jangan pernah merasa dirimu bisa (hebat)
Biarlah orang lain yang menilai
Ibarat pekerjaan menyapu
Sampah akan selalu tumbuh (ada)
Kalau pun sampahnya hilang, masih ada banyak debu
Meskipun pintar, masih banyak hal yang mesti engkau pelajari
Gending ini sudah sangat dikenal di daerah Bali. Tidak hanya para orang tua dan dewasa yang mengetahui dan mampu menyanyikannya. Anak-anak pun dilatih oleh para guru dan orangtua mereka menghafalkan dan menyanyikan lagu yang diwariskan secara turun-temurun ini.
Pertanyaannya, sudahkah nilai-nilai yang terkandung di dalam gending itu sepenuhnya dipahami dan dijadikan way of life dalam kehidupan? Belum tentu.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap makna dari nilai-nilai luhur lagu itu sekaligus usaha mewujudkannya dalam praktik kehidupan selalu menjadi pekerjaan rumah yang harus dilakukan secara berkesinambungan.
Selalu Mawas Diri