Physical distancing (penjagaan jarak secara fisik) dan work from home (bekerja dari rumah) adalah dua istilah yang kini sangat populer. Kedua-duanya bertujuan agar orang terhindar dari paparan virus corona, namun tetap bisa beraktivitas dari rumah.
Bagaimana bekerja dari rumah dapat dilakukan untuk tugas kantor, tugas sekolah, tugas kuliah? Pilihannya adalah dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pemanfaatan kemajuan teknologi pada saat-saat seperti ini sangat dibutuhkan, bahkan menjadi andalan.
Harus Memanfatkan Kemajuan TIK
Para guru dan dosen didorong memanfaatkan TIK untuk menyampaikan dan mendiskusikan materi pelajaran dengan siswa atau mahasisanya. E-learning jadi benar-benar diterapkan. T
ak hanya Universitas Terbuka yang menggunakannya, kini hampir seluruh perguruan tinggi memanfaatkan teknologi ini. Guru dan dosen, mau tak mau, mesti memanfaatkan kemajuan teknologi untuk bisa menjalankan proses belajar-mengajar.
Tak hanya guru dan dosen, perusahaan-perusahaan swasta yang belakangan tidak lagi mewajibkan para karyawannya datang ke kantor, harus juga memanfaatkan kemajuan teknologi. TIK benar-benar menjadi tulang punggung (backbound) bagi keberlangsungan proses kegiatan atau pekerjaan di perusahaan sehingga tidak mandek.
Karena pada awalnya tidak terbiasa menggunakan TIK, para karyawan ada yang mengaku kurang mantap. Misalnya, dalam berdiskusi. Berdiskusi dengan menggunakan perangkat teknologi tidak sebaik jika bertatap muka langsung. "Kurang mantap saja sih, soalnya sebelumnya kita terbiasa bertemu langsung. Tapi, mau apa lagi?," ujar salah Mas Pradnya, seorang karyawan muda sebuah perusahaan.
Pemerintah Menggunakan Videoconference
Bagaimana dengan pejabat negara dan para pegawai pemerintahan? Apakah para birokrat mengalami kesulitan? Di kalangan pemerintahan, baik pusat maupun daerah, mulai dibiasakan menggunakan videoconference atau teleconference dalam berkomunikasi jarak jauh. Kalau sebelumnya, hal ini hampir tak pernah dilakukan, kini benar-benar nyata digunakan.
Saat melaksanakan tugas, mereka tidak lagi harus melakukan perjalanan dinas ke suatu titik kumpul, seperti ke ibukota Jakarta, misalnya. Koordinasi dan komunikasi secara tatap muka (face to face)Â secara fisik sudah biasa dilakukan sebelumnya. Kini, tatap-muka tetap dilaksanakan tetapi dengan memanfaatkankemajuan TIK yang tersedia.