Sumber gambar : https://id.pinterest.com/pin/823736588066467547/
Teringat ketika pada suatu sore, ayah mengumpulkan kami di ruang tamu. Kami duduk melingkar, siap menerima petuah ayah. Tidak biasanya ayah seperti ini. Biasanya, beliau  lebih sering memberikan nasihat sambil bekerja bareng bersama anak-anaknya. Lalu, apa kata ayah?
Dengan menggunakan bahasa daerah ayah menyampaikan pesan pentingnya. Baiklah akan saya sampaikan dalam Bahasa Indonesia saja agar bisa dipahami.
Nasihat Ayah untuk Terus Belajar
"Anak-anak ayah semuanya. Ayah berharap kalian terus belajar. Jadilah orang sekolahan. Ayah sudah tidak berpendidikan. Tamat SD pun tidak. Kamu semua harus berusaha meraih pendidikan sebisa-bisanya, setinggi-tingginya."
"Ayah ingin melihatmu berpendidikan lebih baik dan hidup lebih baik dibanding keadaan kita sekarang. Kini hidup kita boleh susah, tapi jangan pernah membuang cita-citamu untuk menjadi lebih baik di masa datang," katanya.
Saya paham dan setuju dengan nasihat ayah. Saya kira demikian juga dengan saudara-saudara saya yang lain.
Waktu berlalu, kami pun berjuang keras mendapatkan pendidikan di samping berusaha memperoleh pekerjaan. Karena datang dari keluarga petani yang tak mampu, maka setiap orang dari kami harus berjuang untuk mewujudkan mimpi ayah yang kemudian menjadi mimpi kami.
Tanamilah Dirimu Sendiri
Lama setelah itu, saya menemukan sebuah buku biografi yang bagus sekali. Seingat saya buku itu berwarna oranye, ada gambar seorang  pendeta  di kulit depannya. Seorang teman berbaik hati meminjamkannya kepada saya.
Saya baca buku itu dengan serius, sampai tuntas. Di antara sekian banyak butir-butir mutiara kehidupan yang penting, ada satu butir penting yang tak pernah saya lupakan.