Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apabila Tidak Punya Sawah Ladang, Lakukanlah Ini

13 April 2020   19:37 Diperbarui: 13 April 2020   19:34 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar : https://id.pinterest.com/pin/823736588066467547/

Teringat ketika pada suatu sore, ayah mengumpulkan kami di ruang tamu. Kami duduk melingkar, siap menerima petuah ayah. Tidak biasanya ayah seperti ini. Biasanya, beliau  lebih sering memberikan nasihat sambil bekerja bareng bersama anak-anaknya. Lalu, apa kata ayah?

Dengan menggunakan bahasa daerah ayah menyampaikan pesan pentingnya. Baiklah akan saya sampaikan dalam Bahasa Indonesia saja agar bisa dipahami.

Nasihat Ayah untuk Terus Belajar

"Anak-anak ayah semuanya. Ayah berharap kalian terus belajar. Jadilah orang sekolahan. Ayah sudah tidak berpendidikan. Tamat SD pun tidak. Kamu semua harus berusaha meraih pendidikan sebisa-bisanya, setinggi-tingginya."

"Ayah ingin melihatmu berpendidikan lebih baik dan hidup lebih baik dibanding keadaan kita sekarang. Kini hidup kita boleh susah, tapi jangan pernah membuang cita-citamu untuk menjadi lebih baik di masa datang," katanya.

Saya paham dan setuju dengan nasihat ayah. Saya kira demikian juga dengan saudara-saudara saya yang lain.

Waktu berlalu, kami pun berjuang keras mendapatkan pendidikan di samping berusaha memperoleh pekerjaan. Karena datang dari keluarga petani yang tak mampu, maka setiap orang dari kami harus berjuang untuk mewujudkan mimpi ayah yang kemudian menjadi mimpi kami.

Tanamilah Dirimu Sendiri

Lama setelah itu, saya menemukan sebuah buku biografi yang bagus sekali. Seingat saya buku itu berwarna oranye, ada gambar seorang  pendeta  di kulit depannya. Seorang teman berbaik hati meminjamkannya kepada saya.

Saya baca buku itu dengan serius, sampai tuntas. Di antara sekian banyak butir-butir mutiara kehidupan yang penting, ada satu butir penting yang tak pernah saya lupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun