Interaksi langsung di pasar tradisional benar-benar tak terhindarkan. Setiap kali pasar dibuka, physical distancing tak bisa dilakukan sepenuhnya. Di pasar tradisional, penerapan jarak antar individu menjadi sulit.
Antara penjual dan pembeli pasti akan melakukan transaksi, dan tentu dilakukan dengan jarak yang relatif dekat. Belum lagi sentuhan sesama pembeli dan dengan pedagang bisa terjadi, terlebih-lebih saat pasar tradisional sedang ramai pembeli.
Sulit Menghindari Kerumunan
Nah, bagaimana memperkecil kemungkinan penularan virus di saat-saat seperti ini? Memang diakui, ini keadaan yang relatif sulit untuk melaksanakan prinsip menjauhi kerumunan, tetapi berbagai upaya, maka risiko terpapar virus akan mampu ditekan seminimal mungkin. Inilah beberapa yang bisa dilakukan.
Di pintu masuk pasar tradisional sebaiknya dipasang spanduk atau baliho yang berisi sejumlah pesan yang penting bagi masyarakat yang hilir-mudik ke pasar taradisional, entah itu pedagang, pembeli, tukang pikul barang, dan petugas pasar.
Penempatan spanduk atau baliho hendaknya sedemikian rupa sehingga mudah dilihat oleh masyarakat. Ukuran tulisannya pun seyogianya cukup besar agar mudah dilihat dan dibuat menarik.
Kata-kata atau kalimat pada baliho atau spanduk dibuat secukupnya saja. Hindari penggunaan kata yang terlalu banyak, ukuran huruf kecil-kecil, dan kata-kata yang sulit dipahami. Gunakan pesan sederhana agar mudah dimengerti.
Tempatkan Pengeras Suara
Tepat di pintu masuk pasar ada baiknya ditempatkan pengeras suara. Melalui sound system itu bisa disampaikan pesan agar pengunjung pasar maupun para pedagang agar mengenakan masker (secara benar), di samping  pesan lainnya yang dipandang perlu.
Sebaiknya pesan yang disampaikan berupa rekaman suara yang bisa diputar berulang-ulang. Rekaman ini penting agar tak merepotkan petugas pasar untuk mengumumkannya berkali-kali. Dengan cara ini, masyarakat yang berada di pasar akan dapat mendengarkan dan memahami pesan yang disampaikan secara gamblang.
Siapkan Tempat Cuci Tangan