Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Usaha Menembus Batas! Empat Belas Artikel Sehari

29 Maret 2020   20:15 Diperbarui: 30 Maret 2020   17:46 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/834925218401179731/

Artikel saya kemarin (28/3) yang berjudul "Satu Hari Satu Artikel, Sanggupkah?" mendapat cukup banyak tanggapan dari para sahabat. Rata-rata para sahabat mengatakan bahwa mereka tidak selalu bisa menghasilkan sebuah artikel dalam satu hari. Walaupun sesekali bisa lebih dari satu artikel dalam sehari, tetapi untuk menjaga kontinuitas satu hari satu artikel dipandang masih sulit.

Saya juga merasakan hal seperti itu. Masih mengalami kesulitan membuat satu artikel dalam satu hari secara konsisten, terus-menerus, tanpa henti. Terkadang bisa lebih dari satu, bisa dua atau tiga artikel, tapi banyak juga kosong alias tidak menulis sama sekali.

Contoh dari Pak Tjip dan Pak Bahrul

Di kolom komentar lapak saya, hadir Pak Tjiptadinata Effendi yang pada intinya tidak mengalami kesulitan seperti yang saya dan beberapa sahabat alami. Beliau bisa menulis berbagai topik.

"Hmm kalau bagi saya ide banyak Pak. Tampak semut, bisa tulis tentang semut, tampak sepasang burung pipit, bisa tulis tentang burung. Tapi, yang sulit adalah menulis artikel yang banyak pembacanya, he he he," tulis Pak Tjip -- begitu saya sering menyebut nama beliau-- di kolom komentar lapak saya.

Rupanya yang diperlukan adalah menemukan topik dan masalahnya, lalu menguraikan ke dalam bentuk artikel yang lengkap. Pak Tjip sudah membuktikan apa yang beliau tulis di kolom komentar itu. Saya sungguh salut terhadap komitmen dan konsistensi beliau dalam penulisan, khususnya di kompasiana tercinta.

Di samping Pak Tjip, ternyata ada juga sahabat kita, Pak Bahrul Ulum, yang luar biasa dalam hal kuantitas penulisan. Betapa tidak! Seperti ditulis di kolom komentar, Pak Bahrul bahkan sudah bisa membuktikan diri sanggup menulis 14 artikel dalam sehari!

"Awal nulis cuma 1 artikel, kurang tantangan, coba untuk 9 artikel, kok bisa. Naikkan lagi 14 artikel ternyata bisa. Lagi mencoba  20 artikel dalam satu hari, nanti kalau nulis di bawah itu, maka ngalir sendiri kaya filosofi air hulu hilir," tulis Pak Bahrul Ulum.

Hal ini, bagi saya, sungguh menarik dan menantang. Sebelumnya saya sama sekali tidak pernah menduga ada sahabat di sini yang sanggup menulis 14 artikel dalam sehari! Bahkan, Pak Bahrul Ulum, mengaku tengah berusaha meningkatkan target jumlah tulisan hingga 20 judul artikel per hari.

Super sekali!  Ini sebuah perjuangan menembus batas! Saya salut dan angkat topi kepada beliau. Diperlukan energi yang, saya kira, luar biasa untuk berhasil menelorkan 20 artikel dalam sehari. Mungkin suatu saat nanti beliau berkenan berbagi jurus suksesnya.

Komitmen, Semangat, dan Konsistensi

Menulis dengan target sebesar itu tentu membutuhkan waktu dan energi yang besar. Diperlukan juga semangat menulis yang tidak kecil. Dibutuhkan pula kesediaan untuk meletakkan aktivitas menulis pada skala prioritas pertama. Diperlukan fokus. Ehh, saya hanya bisa berteori, sementara saya belum bisa merealisikannya, he he he. Menulis secara kontinu satu artikel saja sehari belum selalu bisa terpenuhi!

Pak Tjiptadinata Effendi dan Pak Bahrul Ulum --mungkin ada yang lain juga  saya tidak tahu-- adalah sosok teladan bagi kita dalam dunia tulis-menulis. Konsistensi beliau menulis pantas kita teladani. Komitmen dan semangat beliau untuk berbagi pengetahuan dan informasi yang berguna, juga pantas kita acungi jempol.

Sampai di sini, saya jadi teringat dengan strategi menulis buku tebal yang ditulis oleh mereka yang sudah berpengalaman. Salah satu strategi yang menarik adalah dengan mencicil tulisan setiap hari, seperti pedagang pasar tradisional yang mengangsur hutangnya. Maksudnya, menulis sedikit demi sedikit dengan disiplin.

Strategi Mencicil Setiap Hari

Buku berketebalan 500-700 halaman tentu tidak ditulis dalam sehari atau dua hari. Diperlukan waktu yang relatif lama untuk menulisnya. Belum lagi kalau dihitung pencarian, pengumpulan, dan pengkajian referensi, tentu dibutuhkan lebih banyak waktu. Dengan mengangsur tulisan setiap hari, maka aktivitas ini akan terasa relatif lebih ringan dan tidak terlalu membebani sang penulis.

Salah satu yang dianjurkan, misalnya, setiap hari menulis 4-10 halaman. Itu pun dilakukan di sela-sela kesibukan harian si penulis. Dalam beberapa bulan atau dalam hitungan tahun, buku setebal itu akan bisa diselesaikan.

Nah, jika dibandingkan dengan pembuatan buku tadi, menulis 10 artikel dalam sehari, misalnya, menjadi sulitkah? Ternyata masih memungkinkan. Empat belas artikel pun bukan hal yang mustahil dikerjakan. Itu jika setiap artikel hanya sekitar satu sampai satu setengah halaman. Berarti, dalam sehari kita bisa menulis 10-14 artikel. Keren, bukan?

Maka, adalah mungkin dan rasional apa yang disampaikan sahabat kita di atas. Menulis lebih dari satu artikel sama sekali tidak masalah, bahkan jauh lebih dari itu pun masih tetap dimungkinkan dan sudah dibuktikan. Tentu ada syaratnya ada komitmen dan konsistensi dalam menulis.

Menyelesaikan 14 artikel dalam sehari ternyata bukan hal yang mustahil. Terbukti, ada sahabat kita, Bapak Bahrul Ulum, sudah mewujudkannya. Demikian juga Pak Tjip yang kendatipun jumlah tulisannya belum sebanyak itu dalam sehari, beliau tetap konsisten menulis untuk tujuan berbagi pengalaman, pengetahuan, dan informasi kepada sidang pembaca.

Tentu saja, sekali lagi, kita pantas menyampaikan ucapan 'selamat' dan salut kepada para sahabat yang memiliki semangat, komitmen, dan konsistensi yang teguh dalam menulis. Tetapi, kepada diri sendiri, saya belum bisa berharap mencapai target setinggi itu kendati hal itu mungkin dicapai.

Prinsip hidup "where there is a will, there is a way" sudah dibuktikan. Ayo siapa sahabat berikutnya yang berani menerima tantangan ini?

( I Ketut Suweca, 29 Maret 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun