Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Satu Hari Satu Artikel, Sanggupkah?

28 Maret 2020   19:12 Diperbarui: 28 Maret 2020   20:00 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/stocksy.com

Sahabat yang baik hati. Pada artikel kali ini saya ingin berbincang lagi tentang dunia tulis-menulis, sebuah dunia yang selalu menggoda dan menarik untuk digeluti dan dibahas.

Kali  ini kita akan bahas sedikit tentang motivasi dan kemampuan menulis. Pertanyaannya, dari mana motivasi menulis itu berasal? Dan, seperti apa kemampuan saya menulis?

Motivasi dari Dalam Diri

Motivasi menulis yang ada pada saya lebih banyak pada motivasi pribadi, dorongan dari dalam (self motivation). Dulu, pada saat baru belajar menulis, saya didampingi setidaknya tiga orang guru yang mementori saya di bidang yang satu ini. Ketiga orang mentor itulah yang selalu siap membimbing dan mendorong saya dalam menulis.

Namun, bersamaan dengan berputarnya waktu, kini dua guru saya sudah tiada. Beliau sudah dipanggil Tuhan. Sekang tinggal satu orang lagi, bermukim di Denpasar. 

Sesekali saya temui beliau untuk sekadar silaturahmi dan ngobrol di perpustakaan pribadinya. Kalau sudah berbicara tentang riwayat beliau menjadi wartawan semasa muda hingga pensiun, beliau akan senang sekali.

Kini, saya lebih banyak mengandalkan dorongan dari dalam diri sendiri untuk menulis. Sudah tua begini kok perlu didorong-dorong lagi, he he he. Motivasi menulis saya memang cukup kuat.

Akan tetapi, niat mewujudkan satu artikel dalam sehari, tidak selalu kesampaian. Sejatinya, saya ingin sekali menulis setiap hari, tetapi kenyataannya belum bisa. Mengapa?

Sulitnya Menemukan Gagasan Setiap Hari

Saya boleh saja beralasan lantaran pekerjaan yang tiada habisnya, saya bisa berdalih karena urusan ini-itu yang seabreg, tetapi alasan terbesarnya adalah karena kesulitan menemukan gagasan setiap hari. Membuat ide-ide mengalir di dalam ruang pikir setiap hari ternyata masih menjadi persoalan bagi saya. Berbagai cara sudah saya upayakan, tapi tidak selalu berhasil.

Kalau pembaca mengamati tulisan-tulisan sederhana saya di sini, terutama dilihat dari tanggal pemuatannya, sangat kentara bahwa tidak setiap hari saya berhasil menulis. Ya, tidak setiap hari saya produktif melahirkan artikel yang turut menghiasi kompasiana tercinta ini.

Kadang-kadang dalam sehari saya bisa menulis lebih dari satu tulisan. Tetapi, itu hanya kadang-kadang. Kalau dihitung-hitung lebih banyak hari bolong-nya daripada hari menulisnya. Mengapa begitu?

Seperti saya sebutkan di atas, ide-ide itu tak selalu bisa mengalir deras ke ruang pikir. Acapkali saya mendapatkan beberapa ide untuk ditulis dalam sehari sehingga bisa membuat dan meng-upload lebih dari satu artikel. Pada kali lain, saya kehabisan gagasan, seperti sumur yang kering karena kehilangan mata air.

Sumur Sudah Mengering

Usaha-usaha untuk menghindari mengeringnya sumur sudah saya lakukan, tetapi kalau gagasan yang hadir lagi enggan, ya, saya tidak bisa menulis. Menulis memerlukan ide untuk ditulis, bukan? Jika tak ada gagasan, mustahil kita bisa menulis. Mencoba menulis tanpa gagasan adalah hal yang mustahil.

Sesekali saya mencoba memaksakan diri juga. Hasilnya? Tulisan jadi 'mentok" di tengah jalan. Artinya, kendatipun ide-ide yang tak lebih dari kilasan pikiran itu saya tulis dan usahakan kembangkan menjadi tulisan lengkap, pada akhirnya macet, seperti mobil kehabisan bahan bakar. Artikel yang ingin saya tulis tidak selesai. Saya kehabisan ide untuk ditulis. Benar-benar mentok!

Kalau sudah dalam keadaan stuck seperti itu, jangan berharap tulisan dimaksud akan bisa dilanjutkan. Kalaupun dipaksa, tak akan berhasil tuntas. Akhirnya, tulisan itu saya hapus. Malas menyimpannya. Lalu, saya akan alihkan perhatian pada kegiatan lain, sambil menunggu hadirnya ide-ide yang benar-benar menarik dan menggoda saya menuliskannya.

Sulit Menulis Satu Artikel Sehari

Kalau ada sejumlah gagasan yang melimpah, saya tak akan menunda waktu untuk menuangkannya ke dalam bentuk artikel. Jika saya tunda juga, gagasan itu akan 'menggedor-gedor' nurani saya seraya meminta untuk menuliskannya.

Jika saya tolak permintaannya, maka ia tak kunjung menyerah atau pergi. Ia akan terus-menerus akan merayu saya untuk segera mengambil laptop dan mulai menulis. Dasar perayu ulung! Tapi, kok saya senang ya dirayu, he he he (maaf, ini hanya imajinasi).

Begitulah, hingga kini saya belum bisa menulis secara rutin setiap hari. Sesekali saya masih sanggup menulis lebih dari satu artikel dalam sehari, lain kali bisa kosong-melompong sama sekali. Akan tetapi, dorongan dari dalam diri untuk menulis tak pernah pupus.

Menulis itu sebuah passion bagi saya. Mengapa? Karena, menulis itu menyenangkan. Menulis itu membahagiakan. Dan, menulis itu membebaskan. Begitukah yang sahabat rasakan?

( I Ketut Suweca, 28 Maret 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun