Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkebun, Membaca dan Menulis, Pilihan Tepat Jauhi Corona

17 Maret 2020   19:33 Diperbarui: 27 Maret 2020   22:29 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/723953708836128162/

Virus corona merebak di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Kehadiran virus ini telah menghantui masyarakat dunia, bahkan membawa korban jiwa di berbagai negara. Banyak orang merasa khawatir kalau-kalau dia terserang virus ini. 

Kini sekolah, kampus, hingga kantor pemerintah dan swasta mengurangi kegiatan yang bersifat interaksi langsung. Interaksi langsung antarmanusia dibatasi untuk menghambat penularan virus ini. Para siswa mulai belajar di rumah untuk beberapa waktu ke depan. Para guru memberi tugas dan mengajar melalui media online. Demikian juga dengan para mahasiswa. Mereka"kuliah" di rumah, sementara sang dosen bertindak sebagai pemandu melalui internet.

Bentuk dari "Social Distancing"

Kendati para siswa dan mahasiswa tidak masuk sekolah atau kampus, diharapkan mereka benar-benar belajar, tidak bepergian ke mana-mana, terutama ke tempat berkumpulnya banyak orang. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terinfeksi virus yang sangat membahayakan itu. Istilah kerennya adalah tindakan "social distancing" alias membatasi diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Semuanya dianjurkan lebih banyak bekerja dan belajar di rumah.

Bagi para pelajar, apakah ia siswa maupun mahasiswa, belajar di rumah bisa menjadi kesempatan yang bagus untuk melatih kemandirian. Menyelesaikan tugas yang diberikan guru atau dosen serta menambah pengetahuan secara lebih leluasa dapat dilakukan di rumah. 

Demikian pula dengan para pengajar-- guru dan dosen -- bisa memberikan tugas dan pelajaran kepada para siswa dan mahasiswa dari rumah melalui perangkat teknologi. Kini, para pengajar memiliki waktu lebih banyak untuk berkreativitas dalam rangka menambah kontribusi dan kapasitas diri.

Memanfaatkan Waktu di Rumah

Waktu di rumah yang lebih banyak daripada biasanya, bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Tidak melulu mengerjakan tugas pokok, juga berinisiatif melakukan berbagai kegiatan yang mungkin selama ini selalu tertunda dan merasa kekurangan waktu. Sebutlah, misalnya, menjaga kebersihan dan keindahan rumah dengan menata taman kecil di halaman rumah.

Saya sendiri melakukan ini paling tidak dua kali seminggu. Merapikan tanaman, menyapu dedaunan yang jatuh, memotong ranting yang tumbuh tak teratur dan lainnya, sungguh menyenangkan. Berdekatan dengan alam dan tanaman sangat membahagiakan. Dan, kegiatan ini membuat saya betah dan nyaman berada di rumah.

Hal lain yang bisa dilaksanakan untuk mengisi waktu di sela-sela kegiatan utama adalah membaca buku. Kita semua tentu sepakat bahwa membaca buku dan bacaan pada umumnya akan menambah pengetahuan dan wawasan. Kita menjadi jauh lebih maju dalam pola pikir berkat buku-buku yang kita baca.

Saya terbilang pembaca beragam buku. Saya menjadikan kegiatan membaca bukan lagi sebagai hobi seperti pada awalnya, bahkan sudah menjadikannya kebutuhan sehari-hari. Di antara buku yang saya sukai adalah buku-buku leadership, manajemen, komunikasi, motivasi, dan pengembangan diri. Dua hingga tiga judul buku saya boyong ke rumah dari toko buku setiap bulannya untuk memenuhi dahaga akan bacaan.

Dan, saya yakin sekali bahwa dengan membaca, orang akan memperoleh pengetahuan dan wawasan yang sangat berguna dalam kehidupan. Pengetahuan yang didapat itu bisa dimanfaatkan untuk diri sendiri, bahkan lebih jauh lagi, dibagikan kepada orang lain agar semua menjadi lebih baik.

Mindset kita dibentuk dari buku-buku yang kita baca, dan mindset itu pula yang menjadi unsur penentu ucapan dan perilaku keseharian kita. Jangan ragu dengan manfaat membaca buku-buku yang berkualitas dan berguna. Dan, aktivitas membaca buku sama sekali bukan kegiatan yang sia-sia, melainkan aktivitas yang sangat berguna bagi pembentukan diri dalam menyongsong masa depan.

Membaca adalah Kawan Karib Menulis

Selain menata taman dan aktivitas membaca, aktivitas lain yang dianjurkan adalah menulis. Terlebih-lebih bagi para guru dan dosen yang sangat membutuhkan kecakapan menulis terkait tuntutan profesi. Waktu yang lebih leluasa di rumah bisa dimanfaatkan untuk mempertajam kemampuan di bidang  tulis-menulis seperti membuat jurnal atau artikel ilmiah populer.

Seperti ajakan Pak Tjiptadinata Effendi di lapak beliau melalui artikel berjudul  "A Blessing in Disguise", yuk kita manfaatkan waktu di rumah dengan menulis dan menulis. Melalui praktik menulis secara berkesinambungan, kita bisa mempertajam keterampilan menuangkan gagasan sekaligus bisa berbagi dengan pembaca tulisan kita. Misi hidup berbagi kebaikan, sekecil apapun itu, adalah perbuatan mulia dan sangat dianjurkan, bukan?

Lagi pula, dengan banyak menulis, kita akan terdorong lebih banyak lagi membaca. Membaca adalah kawan karib menulis.

(I Ketut Suweca, 17 Maret 2020).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun