Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Kali Kejadian, "Pantat" Kendaraan Ditabrak dari Belakang. Salah Siapa?

15 Maret 2020   18:56 Diperbarui: 27 Maret 2020   22:32 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segera saya meminggirkan mobil, lalu berlari ke belakang, menggedor pintu mobil yang menabrak dengan maksud meminta mereka segera turun karena mobilnya menyemburkan asap di ruang mesin. 

Rupanya, mereka tidak segera turun, mungkin mengira saya sedang marah. Tak lama kemudian, 4 orang, dua laki-laki dan dua perempuan, yang ada di dalam pun turun.

Anehnya, si sopir bukannya meminta maaf karena telah menabrak mobil saya, melainkan meminta saya mengganti biaya perbaikan atas kerusakan mobilnya. 

Saya jelaskan bahwa karena dia yang menabrak dari belakang, dialah yang berada dalam posisi salah. Tetapi, ia tetap saja ngotot minta ganti rugi dan menyalahkan saya yang tiba-tiba mengerem. Saya juga bilang bahwa kendaraan saya pun penyok di belakang akibat hantaman moncong mobilnya.  

Setelah polisi dari Polsek setempat datang, barulah ia menerima bahwa dia dalam posisi bersalah. Ia berkendaraan terlalu dekat dengan mobil di depan, kurang mengatur jarak yang aman. Ketika mobil di depan mengerem secara tiba-tiba, ia tak bisa mengendalikan kendaraan sehingga tabrakan tak terhindarkan.

Akhirnya, berkat penjelasan pak polisi, ia urung menuntut saya ganti rugi atas mobil yang rusak. Mestinya saya bisa menuntut balik agar dia membiayai kerusakan 'pantat' mobil saya yang penyok, tapi tak saya lakukan. Di samping tak enak memberatkan orang, juga karena mobil yang saya bawa masih ada asuransinya. 

Ya, tinggal mengganti pintu belakang yang penyok berat itu dari asuransi. Belakangan, saya hanya membayar tiga ratus ribu rupiah sebagai syarat pengurusan asuransi.

Lama setelah kejadian itu, ada lagi peristiwa serupa. Kali ini terjadi di wilayah ketinggian, Bedugul. Pembaca yang pernah berkunjung ke Bali mungkin sudah mengetahui tempat wisata yang sangat ramai dikunjungi wisatawan itu. Di situ ada pura yang berdampingan dengan mesjid, terletak persis di pinggir danau yang sangat indah, Danau Beratan, Bedugul, Tabanan, Bali.

Peristiwa terjadi sebelum Danau Beratan, sedikit di selatan. Ketika itu saya menyetir sendiri kendaraan. Ada istri di samping menemani. Hari beranjak gelap, sedikit kabut.  

Semua kendaraan yang melintas menghidupkan lampu dan bergerak relatif pelan.  Seketika mobil yang ada di depan berhenti. Saya pun menginjak rem. Sepertinya ada kendaraan yang memotong jalan di depan. Tapi, tiba-tiba mobil saya sedikit bergoyang disertai bunyi di bagian belakang.

Setelah saya pinggirkan mobil dan memeriksa keadaan, ternyata ada dua orang tersungkur di jalan --yang saya tahu kemudian mereka adalah suami-istri. Si suami yang mengendarai sepeda motor yang menabrak mobil saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun