Gawai. Inilah produk teknologi anyar yang sangat menggoda. Menggoda tak hanya laki-laki, juga perempuan. Tak hanya orang tua dan dewasa, bahkan remaja dan anak-anak. Anak balita pun kini terpapar gawai. Orang sepertinya mulai 'gila' gadget.
Tulisan ini tak membahas gawai dan pengaruhnya, melainkan akan fokus bagaimana resep mendorong anak cinta pada buku. Kecintaan pada buku tentu sangat bermanfaat  dalam rangka mencerdaskan generasi penerus masa depan bangsa ini. Kalau mereka cerdas dan berkarakter, siapa yang tak bangga?
Oleh karena itu, ijinkan saya memberikan sumbang saran tentang upaya yang bisa dilakukan, terutama oleh para orang tua, untuk memperkenalkan, mengakrabkan, dan memupuk kecintaan dan kegemaran membaca buku bacaan pada anak-anak.
Paling tidak ada 9 (sembilan) 'resep' yang saya formulasi secara sederhana untuk menggelitik hati dan minat anak=anak tercinta agar mencintai buku sekaligus gemar membaca. Yuk kita mulai.
Membelikan Buku Cerita/Dongeng Bergambar
Pertama, belikan anak buku-buku cerita atau dongeng bergambar. Gambar-gambar tersebut akan membuat si anak tertarik pada buku, terutama untuk anak balita. Kenalkan mereka pada buku dengan memilihkan bacaan yang berisi ilustrasi yang menarik.
Kedua, sambil memperkenalkan buku itu, jangan lupa orang tua membacanya terlebih dahulu sehingga tahu alur ceritanya. Lalu, Â perkenalkan buku tersebut sambil bercerita tentang isi buku. Tunjukkan gambar yang sesuai dengan alur cerita.
Ketiga, pada saat si anak berulang tahun berikan hadiah berupa buku. Demikian pula saat ia menunjukkan kemajuan atau prestasi di bidang tertentu, berikan hadiah buku-buku kesukaannya. Anak-anak  yang sudah sejak dini diperkenalkan dengan buku, pada umumnya merasa senang dihadiahi buku.
Keempat, perkenalkan si kecil  dengan perpustakaan terdekat. Perpustakaan sebagai 'gudang' buku bisa meningkatkan ketertarikan anak pada buku. Temukan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan umurnya. Biasanya di perpustakaan disediakan buku-buku cerita, dongeng, dan bacaan lainnya yang diperuntukkan khusus untuk anak-anak.
Kelima, ajak dia ke toko buku. Berikan kesempatan pada si kecil untuk memilih buku  kesukaannya sendiri. Tentu saja jumlah buku di toko buku sangat melimpah. Ajaklah dia 'menjelajahi' buku-buku yang berderet-deret di situ. Kemungkinan besar ia akan tertarik terhadap beberapa buku, apalagi buku-buku anyar. Bellikan buku-buku kesukaannya.
Keenam, sering-seringlah ngobrol tentang buku-buku bagus dan sekilas tentang isinya. Sebutkan juga para tokoh yang suka buku, seperti Bung Hatta dan Bung Karno. Ceritakan juga tentang riwayat para penulis buku yang produktif dan hebat dalam berkarya, seperti JK Rowling, Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, Tere Liye, dan lainnya.
Buatkan Perpustakaan di Rumah
Ketujuh, buatlah perpustakaan di rumah. Perpustakaan ini akan lebih mendekatkan anak dengan buku. Sediakan satu, dua, atau lebih rak buku untuk menampung buku-buku yang diminati oleh keluarga. Khusus untuk anak, bila perlu, siapkan satu rak untuk buku-buku kesukaannya. Dengan cara seperti ini dapat diharapkan gairah membacanya akan terus bertumbuh dan kecintaannya pada buku semakin kuat.
Kedelapan, tunjukkan cara merawat buku-buku tersebut. Misalnya, perlihatkan dan ajarkan bagaimana caranya memberi pembungkus atau sampul pada buku. Ajaklah si anak mengerjakannya. Tentu cara ini akan lebih terasa mengasyikkan. Ajarkan pula bagaimana meletakkan buku-buku itu kembali pada tempatnya usai dibaca agar tetap rapi dan mudah ditemukan kembali.
Kesembilan, jadilah teladan. Keteladanan atau contoh yang baik adalah faktor yang terpenting. Orang tua hendaknya menjadi teladan dalam hal mencintai buku, juga dalam hal membaca. Jika ingin anak cinta buku dan gemar membaca, orang tua haruslah jadi contoh terlebih dahulu. Orang tua tak bisa berharap anaknya gemar membaca, kalau dia sendiri malas membaca. Keteladanan adalah cara yang paling ampuh untuk menularkan kebiasaan pada anak-anak.
Itulah beberapa 'resep' yang kiranya berguna bagi para orang tua untuk mendekatkan anak pada buku, mendorong mereka gemar membaca dan mencintai buku sekaligus mengurangi pengaruh gawai.  Generasi cerdas adalah harapan kita semua. Oleh karena itu, mari kita mulai sejak dini dengan mendorong anak-anak  cinta buku dan gemar membaca.
( I Ketut Suweca, 9 Maret 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H