"Maka, sebuah dosa besar bila dokter kemudian justru, walau tak menyadari, telah memiskinkan pasien-pasiennya, dan akan membuat lebih miskin lagi jiwanya sendiri. Dokter secara konseptual adalah bagian dari solusi untuk masalah-masalah bangsa. Maka, logikanya lebih sederhana daripada memasang tali sepatu, kenapa dokter-dokter harus dengan riang siap bekerja melayani anak-anak bangsa di pelosok-pelosok pedalaman wilayah terpencil. Sebab, di sanalah dokter dimuliakan," papar pendiri Yayasan Sesama Singaraja ini.
Dokter Arya mendorong para dokter untuk melayani secara ikhlas. Tulisnya :"Sikap semangat melayani mesti tetap dijaga. Lakukan dengan sebaik-baiknya, sehebat-hebatnya ----- Â Mungkin juga sesungguhnya bukan untuk kesembuhan orang-orang lemah itu, karena setiap orang telah membawa takdirnya sendiri. Semua yang kita lakukan sesungguhnya untuk kebaikan-kebaikan kita sendiri, untuk memuliakan diri kita sendiri, karena Tuhan bersemayam di antara mereka yang lemah."
Di Kalimantan Utara, dokter Arya berkesempatan mengabdikan diri kepada masyarakat yang sangat mendambakan kehadirannya sebagai dokter. Bahkan bertugas sebagai guru Matematika dan Bahasa Inggris pun dilakoninya di SMP Â 1 Kecamatan Pujungan karena kelangkaan guru. Sebaliknya, dia pun merasa banyak belajar kesabaran dan kecintaan pada alam dari masyarakat setempat.Â
Tentang hubungan alam dan manusia, ia bertutur : "Sebelum agama formal hadir, hubungan harmonis manusia dengan alam dan dengan sesama manusia sesungguhnya sudah diterapkan. Gus Dur menyebutnya dengan kalimat bagus, bahwa menyayangi ciptaan-Nya adalah bakti kepada pencipta-Nya. Namun sebaliknya, meski kita tampil agamis agar punya citra harmonis dan dekat dengan Tuhan, namun jika faktanya kita tak peduli alam atau menyakiti sesama manusia, maka tampilan agamis itu palsu. Pasti."Â
 Terima kasih dr. Putu Arya Nugraha, SpPD untuk buku yang luar biasa  ini. Teruslah mengabdi untuk anak negeri. Dan, jangan lupa, teruslah menulis.
( I Ketut Suweca, 4 Maret 2019).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI