Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyongsong Semarak “Buleleng Festival” di Bali Utara

20 Agustus 2013   04:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:05 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buleleng. Ini nama salah satu kabupaten di Bali. Letaknya di belahan utara Pulau Dewata. Merupakan kabupaten terluas di Bali. Tetapi, dalam peta pariwisata, Buleleng tak sepopuler Sanur, Kuta, atau Ubud. Padahal, banyak sekali potensi wisata yang menarik di wilayah ini. Sebutlah, misalnya, wisata air panas, bermain dengan lumba-lumba di laut, wisata air terjun, dan banyak lagi lainnya. Alam Buleleng yang luas, alami, asri, dan indah menawarkan banyak pesona bagi wisatawan. Hotel dengan berbagai kelas, juga restoran, cukup banyak tersedia di kawasan ini. Salah satu destinasi yang cukup terkenal adalah Lovina. Di daerah ini pengunjung bisa menyewa perahu untuk menyaksikan lumba-lumba dari dekat, di habitat aslinya,laut utara pulau Bali. Mereka -- para lumba-lumba itu – tak akan malu-malu menampakkan diri dan berenang di sisi perahu. Mereka akan menari sebagai ekspresi kegembiraan menyambut siapa pun yang menghampirinya.

Tanggal 23-25 Agustus 2013, Buleleng menyuguhkan sebuah event yang diberi nama Buleleng Festival (disingkat Bulfest). Ini adalah acara yang untuk pertama kalinya diadakan di wilayah Bali Utara. Melalui Bulfest 2013 akan diperkenalkan berbagai seni dan budaya khas Buleleng, sesuatu yang berbeda dengan belahan Bali lainnya. Misalnya, kerajinan, makanan, dan lukisan yang serba khas Buleleng, juga sastra. Yang lumayan spektakuler adalah pementasan tarian kolosal dengan jumlah penari 300 orang. Para penarinya didatangkan dari seluruh desa di Kabupaten Buleleng. Tari yang dipentaskan bertajuk Tari Teruna Jaya, sebuah tarian ciptaan maestro tari asal Buleleng, Gede Manik.

Acara yang menurut rencana dihadiri oleh Menteri ESDM RI, Jro Wacik, dan Menteri Koperasi itu berlangsung di kota Singaraja, dipusatkan di kawasan Tugu Singa Ambara Raja. Berbeda dengan pameran yang diadakan setiap tahun sebelumnya yang diselenggarakan di Lapangan Buana Patra, Bulfest ini dilaksanakan di tiga jalan utama kota Singaraja. Ada tiga jalan utama yang menjadi lokasi Bulfest, yakni Jl. Veteran, Jl. Pahlawan, dan Jl. Ngurah Rai. Sejumlah gedung pemerintah juga dimanfaatkan untuk berbagai jenis pertunjukan, pameran, dan lomba.

Apa saja acaranya? Di hari pertama, Jumat, 23 Agustus, dimeriahkan dengan penampilan berbagai sanggar yang mementaskan gong dan tari, angklung, wayang wong, drama gong, menjelang acara pembukaan Bulfest. Ada pula kontes Gadis Pariwisata, tari penyambutan Sweta Bang Kaja, beleganjur, tari klasik India, dan bondres (lawakan khas Bali). Ada juga penampilan penyanyi Yong Sagita, Band Ngesz, dan Band Bintang. Lalu, pada hari kedua, Sabtu, 24 Agustus, dilaksanakan seminar kepahlawanan, peluncuran buku antologi sastra, gong dan tari dari beberapa sanggar, musikalisasi puisi, lomba fashion show, dan penampilan musik kolaborasisajian Sanggar Rare Kuwal. Selanjutnya, pada hari ketiga, Minggu, 25 Agustus, diselenggarakan lomba kuliner, parade body painting, dan lain-lain. Dilaksanakan pula pameran seni rupa bertemakan “The Spirit of Buleleng”setiap hari selama Bulfest, pameran foto dengan tema “North Bali, First Encounters”, dan pemutaran film dokumenter dimulai pukul 19.00 Wita setiap hari.

Di samping penduduk lokal, target pengunjung event ini adalah wisatawan domestik dan wisatawan asing yang sedang berwisata ke Bali. Bulfest adalah momentum yang strategis untuk menggali, melestarikan, membangkitkan, dan memperkenalkan kepada dunia seni dan budaya Bali Utara.

( I Ketut Suweca , 20 Agustus 2013).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun