Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Neil Armstrong dan Boediono

30 Agustus 2012   06:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:08 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengacu pada pandangan Prof. Derek Bok dari Harvard University, Boediono mencontohkan tentang pendidikan S1 di AS yang membekali delapan kemampuan kepada mahasiswa, yakni kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, dan kemampuan untuk menjadi warga negara yang efektif. Di samping itu, juga kemampuan untuk mencoba mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas mengenai hidup, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.

Memetik Makna

Lalu, apa yang dapat dipetik dari Neil Amstrong dan pemikiran Boediono? Dalam pemahaman saya, pendidikan yang baik akan membawa manusia Indonesia sanggup mengantarkan bangsa ini ke arah kemajuan, bahkan menjadi pionir, kreator, dan inovator bagi kemajuan bangsa. Neil Armstrong sudah mewujudkannya, dan ini layak menjadi teladan bagi generasi muda bangsa Indonesia. Semangat untuk mengabdi demi kepentingan bangsa, semangat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, hendaklah harus terus dihidupkan. Sementara itu, jangan merusak mental generasi muda dengan budaya koruptif sejak di bangku sekolah atau kuliah! Hal ini sungguh berbahaya bagi masa depan bangsa.

Oleh karena itu, untuk merespons pemikiran Boediono, sudah seyogianya siapa pun yang bertanggung jawab di dunia pendidikan mengambil langkah-langkah untuk menemu-kenali kekurangan yang ada dan dengan segera melakukan pembenahan demi pembenahan. Proses pendidikan yang berkualitas akan melahirkan generasi yang berkualitas. Bukan hanya kuantitas yang penting, tapi kualitas jauh lebih penting.

( I Ketut Suweca , 30 Agustus 2012).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun