Pemikir yang Mendalam
Menurut Prof. Dr. Ali Wardana, pemikiran Pak Widjojo sangat mendalam. "Dia selalu memikirkan suatu masalah dengan masak-masak sebelum dituangkan ke dalam tulisan, meskipun diselesaikan sampai menit-menit terakhir. Pola itu tak hanya terjadi saat Prof. Widjojo masih mahasiswa. Saat menjadi kepala Bappenas pun demikian," katanya sebagaimana ditulis vivanews. com.
Senada dengan itu, mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, menilai Widjojo sebagai figur yang tetap memiliki ketenangan di tengah situasi yang tertekan. "Pemikirannya sangat baik dan tenang menghadapi situasi. Karena itu, stabilitas ekonomi saat itu ada kemajuan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bappenas, Ginandjar Kartasasmita mengatakan, sosok Widjojo merupakan seorang yang berkomitmen tinggi pada tugas untuk negara. Hal ini terlihat pada saat krisis ekonomi pada tahun 1998. Kala itu, Widjojo yang menjabat sebagai penasihat ekonomi, menghabiskan waktunya di kantor, dan rela tidur di kursi kerjanya. Widjojo juga dikenal sebagai pencetus trilogi pembangunan yang diusung pemerintahan era Soeharto. Trilogi pembangunan adalah konsep pembangunan yang memperhatikan aspek pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas.
Prof. Widjojo meninggalkan kita dengan pemikiran-pemikiran ekonomi sebagaimana kesan orang yang cukup dekat dengannya. Untuk mengetahui lebih jauh tentang siapa dan seperti apa pemikirannya, dapat dibaca di dalam buku Kesan Para Sahabat tentang Widjojo Nitisastro (2007) yang mewakili kesan 55 koleganya. Di samping itu, ada buku Pengalaman Pembangunan Indonesia. Kumpulan Tulisan dan Uraian Widjojo Nitisastro (2010) yang meliputi 30 tulisan.
Kini arsitek ekonomi Indonesia yang berusia 84 tahun itu telah tiada. Beliau meninggalkan banyak pelajaran untuk generasi kini dan mendatang. Terima kasih atas bakti Bapak untuk bangsa dan negara ini. Selamat jalan Profesor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H