Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis di Kompasiana, Percuma?

4 Juli 2011   00:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:57 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah di lapak kompasianer mana saya pernah membaca artikel yang kurang-lebih isinya seperti berikut ini. Seorang wanita yang berstatus istri suka menulis di media kompasiana.com. Begitu rajin dia menulis, suatu kali suaminya bertanya, bagaimana mungkin dia mau menulis di situs tersebut tanpa dibayar sama sekali? Istrinya yang kompasianer itu pun serta-merta menjelaskan alasannya, bla bla bla. Suaminya manggut-manggut, entah mengerti sungguhan atau pura-pura mengerti.

Kisah di atas mengantarkan kita pada pertanyaan, untuk apa sesungguhnya kita menulis di kompasiana? Benarkah kita percuma saja menulis di sini, membuang-buang waktu, dan sama sekali tiada manfaat? Jika benar, mengapa ada ratusan bahkan mungkin ribuan kompasianer nimbrung menulis di kompasiana walau mereka tahu tak bakal dibayar, sebagus apa pun tulisan mereka?

Kalau direnungkan lebih dalam, mengapa kita semua sukarela menulis di kompasiana? Benarkah untuk kepentingan pembaca atau orang lain? Tidakkah sejatinya untuk diri kita sendiri? Setiap orang membutuhkan aktualisasi diri. Dengan menulis, orang dapat mengekspresikan pikiran-pikirannya guna dinikmati orang lain. Dengan menulis, orang melepaskan sebagian unek-unek yang selama ini menggelayut di batinnya. Dengan menulis, orang mendapatkan pembebasan/pelepasan batin sehingga merasa lebih ringan.Dengan menulis, orang berharap akan ada pembaca yang menanggapi tulisannya, termasuk memberi masukan (terutama pujian).

Saya sering menulis untuk media massa cetak. Dari situ saya mendapatkan honorarium yang dikirim melalui rekening bank atau weselpos. Akan tetapi, di koran atau majalah, saya tidak mendapatkan respons pembaca. Saya tak tahu bagaimana pandangan/tanggapan pembaca setelah membaca tulisan saya. Akan tetapi, di kompasiana saya mendapatkan respons itu, mendapatkan pertemanan yang mengasyikkan, mendapatkan kegembiraan, juga hidup yang lebih menggairahkan. Juga, saya mendapatkan tantangan: apa yang akan saya tulis selanjutnya?!

Jadi, sesungguhnya kita menulis bukan semata-mata demi orang lain, melainkan yang terpenting demi diri sendiri. Kita sendirilah yang memerlukan pengekspresian diri sebagai wujud aktualisasi diri sekaligus mengurangi beban batin. Kita juga membutuhkan berbagai dukungan/masukan, seperti sanjungan, rasa dipentingkan, rasa bangga, rasa dihargai,pengharapan, dan kepercayaan dari orang lain. Inilah yang kita butuhkan, kalau kita mau jujur mengakuinya.

Bagaimana dengan Anda? ApakahAnda mendapatkannya juga di sini? Jika demikian, tidak percuma kita menulis di sini, bersama-sama. Selamat pagi.

( I Ketut Suweca , 3 Juli 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun