Saya terbilang manusia penyuka buku. Hari-hari saya terdiri dari berbagai ativitas. Aktivitas yang tak boleh sekali pun saya tinggalkan adalah membaca buku walau pun hanya tiga puluh menit, misalnya.  Bukan bermaksud  membesarkan kepala sendiri, membaca bagi saya sudah  menjadi menu  sehari-hari. Kalau  sehari saja tidak membaca, saya merasa ada yang kurang, terasa ada yang  belum lengkap. Seperti halnya makan dan minum, membaca bagi saya merupakan kebutuhan keseharian.
Kalau   bertugas ke sebuah  kota, saya akan  sempatkan diri berburu buku. Saya pasti mencari toko buku yang bisa memenuhi hasrat saya akan  buku.  Beberapa  kota pernah saya kunjungi karena tugas. Di situ  selalu saya sempatkan mencari toko buku. Yogyakarta adalah salah satu yang mengesankan  karena ada kompleks pertokoan yang menjual ribuan buku. Di situ saya membeli beberapa buku, dua diantaranya saya hadiahkan  untuk teman-teman yang suka membaca seperti saya. Menyesal juga rasanya tidak bisa membeli lebih banyak karena bekal yang terbatas.  Apalagi saya mempunyai beragam kesenangan menyangkut tema buku itu. Tak hanya buku yang terkait studi, juga buku-buku bertema lain yang menarik minat saya.
Beberapa tempat di Denpasar juga menjadi favorit saya  setiap kali berburu buku. Salah satunya Gramedia di Matahari Departemnt Store. Saya  merasakan  sebuah  kemewahan yang luar biasa kalau berada di antara  ribuan  buku di pertokoan, tempat saya bisa memilih buku sesuka hati. Saya tahan berdiri dan berkeliling  untuk melihat-lihat buku yang tertata apik  Suasana yang nyaman membuat saya lebih betah lagi berlama-lama di situ
Kalau, misalnya, saya temukan sebuah buku bagus  tetapi tidak saya  beli,  hal ini akan  jadi pikiran yang terus saja mengiang. Keterbatasan uang yang tersedia acapkali menahan keinginan  saya membeli buku. Gangguan dalam pikiran  itu harus diobati, cepat atau  lambat. Apalagi kalau  bukan dengan membeli buku yang saya kehendaki itu secepatnya.
Hal yang aneh, di sela-sela waktu membaca buku-buku itu, saya suka sekali membaui atau mencium  bau  khas buku-buku  itu , khususnya buku-buku  baru. Saya tak bisa menjelaskan baunya seperti apa. Yang pasti bau  kertas, he he he. Ya, dapat  ilmunya dengan membaca, dapat juga  bau  khasnya dengan menciuminya. Saya tak tahu  apakah bau  kertas buku itu mengandung  racun atau tidak. Senang saja membauinya.  Aneh  ya sahabat.  Kini cukup banyak buku yang menumpuk di ruang belajar,  lumayan duit yang saya relakan untuk membelinya. Senang-senang saja membaca dan .....  membauinya. Asyik gitu lho.
Apakah sahabat punya kisah menarik dengan buku seperti saya? Berbagilah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H