Objek wisata budaya yang sangat bersejarah di Tana Toraja tidak hanya bisa ditemukan di Ke'te' Kesu' yang sudah dikenal luas, bahkan mendunia. Wisatawan yang datang ke Toraja juga bisa mengagumi keindahan budaya Toraja di Situs Purbakala Buntu Pune, yang berada di Kelurahan Ba'tan, Kecamatan Kesu', Kabupaten Toraja Utara.
Pada dasarnya antara objek wisata Ke'te' Kesu' dengan Buntu Pune memiliki kemiripan. Keduanya menyajikan deretan rumah adat Toraja berupa Tongkonan dan Alang (lumbung padi tradisional). Bedanya, di Tongkonan dan Alang di Buntu Pune jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Ke'te' Kesu'.
Area objek wisata ini juga tidak begitu luas. Bahkan di sini tidak dikenakan biaya retribusi dan tidak ada penjual souvenir sekalipun. Malah Tongkonan yang ada masih difungsikan sebagai rumah tinggal.
Menurut sejarahnya, pemukiman Buntu Pune sudah dibangun sejak tahun 1880 oleh Siambe' Pong Maramba' yang merupakan salah seorang bangsawan yang cukup berpengaruh di Toraja pada tahun 1880-1916.
Penamaan Buntu Pune juga memiliki arti tersendiri. Buntu dalam bahasa setempat berarti bukit, sedangkan Pune adalah tanaman pakis tiang (alxophila). Dengan pertimbangan banyaknya Pune yang tumbuh di area bukit ini, maka lokasi ini kemudian diberi nama Buntu Pune.
Tongkonan yang ada di Buntu Pune hanya berjumlah dua buah, yaitu Tongkonan Kamiri yang berada di sebelah barat dan Tongkonan Potok Sia yang dibangun di sebelah timur. Keduanya saling berhadapan dengan Alang yang berjumlah tujuh buah.
Tongkonan Kamiri merupakan Tongkonan yang dibangun oleh Siambe' Pong Maramba' dan kemudian diberi status khusus sebagai Tongkonan Pa'buntuan Sugi' atau tidak mendapatkan jabatan  kaparengngesan, melainkan mendapat status khusus sebagai ditarekan kande, karena memberikan rasa aman terhadap masyarakat dalam mempertahankan daerahnya dari gangguan.
Sedangkan Tongkonan Potok Sia dibangun oleh Tombi dan Songle di Kampung Tonga, yang selanjutnya dipindahkan oleh istri Siambe' Pong Maramba' yang bernama Sindo' Karippang ke Buntu Pune.
Kondisi geografis Buntu Pune yang berupa perbukitan kapur memang sangat mendukung fungsi tersebut. Tempat-tempat pengintaian dibangun di puncak bukit, sedangkan dinding-dinding batu dan kaki bukit digunakan sebagai benteng pertahanan.
Selain itu, Buntu Pune juga digunakan sebagai tempat pemakaman tradisional. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya peti-peti mati yang berada di bukit di Buntu Pune. Pemakaman di Buntu Pune memiliki karakter yang mirip dengan pemakaman tradisional di Ke'te' Kesu'.
Peti-peti yang ada memiliki bentu aneka rupa, seperti kepala kerbau, kepala babi, dan bentuk menyerupai Tongkonan. Peti-peti itu tergeletak di tanah di bawah bukit, digantung di dinding bukit, ditanam di dinding bukit, maupun ditempatkan di bangunan yang menyerupai Tongkonan dengan ukuran yang lebih kecil. Pemakaman tradisional di Buntu Pune ini masih berfungsi hingga sekarang.
Namun, tidak ada salahnya juga jika Anda mampir sejenak ke Buntu Pune karena dalam perjalanan dari Rantepao menuju Ke'te' Kesu' Anda pasti akan melaluinya.
Buntu Pune berada di tengah-tengah antara Rantepao dan Ke'te' Kesu', berjarak kurang lebih 3 kilometer, jadi akan sangat sayang kalau dilewatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H