Mohon tunggu...
Eclatdeta Sektyairlangga
Eclatdeta Sektyairlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Introvert

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Musik Terhadap Fisik dan Emosi Seseorang

26 Desember 2024   20:55 Diperbarui: 26 Desember 2024   20:52 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musik merupakan suatu hal yang dapat memengaruhi pikiran serta mood kita, tergantung dengan genre musik yang kita dengar. Selain memengaruhi secara emosional, musik juga dapat memengaruhi kita secara fisik. Lalu, bagaimana bisa musik bisa memengaruhi kita secara fisik dan emosional?

Seperti yang kita tahu, musik ada di mana-mana, ambil contoh seperti di mall, toko, restoran, rumah, atau bahkan di pikiran kita sendiri. Musik merupakan bagian dari hidup kita semuanya. Musik dapat menyatukan orang-orang sekitar, menyebarkan suatu ide, dan mampu membuat kita bergerak dalam bentuk tarian atau dansa.

Dilansir dalam studi yang dipublikasikan oleh Routledge dalam Journal of Positive Psychology, disebut bahwa jenis musik tertentu dapat membuat mood seseorang meningkat seperti musik upbeat. Dalam studi lain yang dipublikasikan oleh Lian-Sheng Ma dalam World Journal of Psychiatry juga menemukan bahwa dilakukannya terapi musik dapat mengurangi kecemasan dan depresi sehingga mampu memperbaiki mood, harga diri, serta kualitas hidup seseorang.

Selain untuk meningkatkan mood seseorang, musik juga dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi seseorang. Misalkan orang yang sedih akan mendengarkan musik bergenre sedih dan orang yang bahagia akan mendengarkan musik bergenre bahagia. Namun bagaimana cara musik bisa memengaruhi secara mood dan juga fisik seseorang?

1. Musik mengikat emosi
Cara termudah untuk melihat bagaimana musik mengikat emosi adalah dengan melihat respon seseorang saat mendengarkannya. Karena meskipun emosi dirasakan oleh hati, melalui otak lah stimulus emosi akan dikomunikasikan. Studi lain juga melaporkan bahwa musik dapat menstimulasi emosi melalui sirkuit otak yang spesifik. Jadi secara emosional, kita dapat melihat orang-orang senang ataupun galau saat mendengarkan musik tersebut. Selain itu, secara fisik kita dapat melihat orang-orang menari ataupun berdansa saat mendengarkan musik tertentu.

2. Mengembalikan memori
Sebuah studi tahun 2009 dari University of California menemukan bahwa musik bisa membuat seseorang terhubung kembali dengan memori masa lalu. Mungkin ini sebabnya banyak orang mendengarkan musik untuk bernostalgia. Selain itu, sebuah musik juga dapat mengingatkan tentang memori masa lalu, sebuah lagu yang punya kenangan khusus juga bisa memunculkan emosi yang sama seperti di masa lalu.

3. Neuroplastisitas
Dalam hal ini, musik memengaruhi emosi dengan cara yang luar biasa. Sebab, neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk memperbaiki koneksi dan menemukan jalur alternatif ke memori, emosi, dan sistem fisik seperti kemampuan bicara. Saat otak mengalami kerusakan, otak akan menciptakan jalur baru untuk tetap berfungsi secara optimal. Salah satu caranya adalah dengan terapi mendengarkan musik. Meski terkesan sepele, musik nyatanya mampu menstimulasi otak untuk menciptakan jalur baru sebagai upaya perbaikan. Hal ini dibuktikan dalam studi dari Universitas Newscastle, Australia. Studi tersebut melaporkan bahwa musik populer sering digunakan untuk mendampingi pasien dengan kerusakan pada otak. Hasilnya, musik tersebut mampu menghubungkan pasien tersebut pada memori yang sebelumnya tidak dapat diakses.

4. Meningkatkan fokus
Beberapa orang mendengarkan musik untuk meningkatkan fokus. Sebab, musik nyatanya mampu mengaktifkan, mempertahankan, dan memperbaiki fokus seseorang. Ini dibuktikan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Stanford University School of Medicine. Studi tersebut berfokus dalam meneliti hubungan antara musik dan pikiran seseorang. Hasilnya, studi tersebut berpendapat bahwa mendengarkan musik mampu membantu otak untuk mengantisipasi kegiatan dan mempertahankan fokus yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun