Pada kesempatan tersebut, para peserta dari berbagai komunitas menampilkan pembacaan puisi, sajak, penggalan cerita, hingga cerita pendek. Acara dibuka oleh penampilan dr.Sahadewa sebagai tuan rumah Taman Dedari. Musikalisasi puisi yang dibawakan oleh Ishak Sonlay bersama grup musik jalanan Velta membawa para peserta pada kontemplasi mendalam. Para peserta pun dihibur oleh alunan berbagai genre musik yang dipersembahkan oleh Diaz and the Gank. Selain pentas seni dan hiburan, FSS juga mengadakan kunjugan ke media-media lokal demi mempererat komunikasi antara para pegiat sastra di komunitas-komunitas dengan media-media yang tentunya memiliki peran yang cukup signifikan dalam hal publikasi karya.
Rangkaian kegiatan FSS diakhiri dengan malam evaluasi bersama Komunitas Dususn Flobamora, Komunitas Salihara, dan beberapa komunitas partisipan. Selain membahas berbagai kekurangan FSS seperti miskomunikasi dengan media lokal dan beberapa hal teknis lainnya, pada kesempatan ini, komunitas partisipan menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tak terhingga kepada panitia peyelenggara. Dalam suasana santap malam penuh persaudaraan bersama iringan lagu ‘Adik Menangis Satu Malam’ dan ‘Kucing Koprol’ gubahan Rm. Amanche, yang dinyanyikan sendiri oleh beliau, para peserta FSS mempertegas kembali komitmen dan rencana tindak lanjut untuk menghidupkan kata lewat karya-karya sastra sembari memperkuat jalinan relasi interkomunitas yang telah tercipta. Semua ini demi Flobamora, tanah tumpah darah. Salam Santarang!! (Eka Nggalu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H