Mohon tunggu...
Graciela Sianipar
Graciela Sianipar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sriwijaya yang berdedikasi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tempat Bermain Anak: Memanfaatkan Ruang Publik untuk Kegiatan Positif

7 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   12:05 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pos satpam dan halaman masjid yang sering dijadikan anak-anak tempat bermain (sumber: diambil oleh anak-anak)

Oleh: Romauli Pangaribuan, Fetri Vera Girsang, Adventria Howu Howu Nazara, Karyn Agness Angellica Sagala, Graciela Angelica Sianipar (Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKM, Universitas Sriwijaya)

Bermain merupakan alat yang penting bagi anak untuk menyalurkan emosi serta mengembangkan rasa percaya diri melalui penguasaan tubuh dan keterampilan sosial. Secara umum, aktivitas bermain memiliki tujuan utama untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Bermain bersama teman sebaya dapat meningkatkan kemampuan sosial anak, aktivitas ini juga berperan dalam merangsang kreativitas mereka. Melalui bermain, tenaga potensial dalam diri anak dapat dimanfaatkan untuk membangun berbagai kemampuan yang sesuai dengan kehidupan di masa depan. Bermain memberikan pengalaman yang membantu anak mengenal dunia di sekitarnya.

Lingkungan bermain adalah tempat atau area, baik di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor), yang menyediakan tempat bagi anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Lingkungan bermain merupakan fasilitas utama yang dibutuhkan anak untuk merangsang semua aspek perkembangan.

Lingkungan bermain anak-anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, lingkungan bermain tersebut hendaknya memberikan rasa aman, nyaman, senang dan menjamin kesehatan serta keselamatan anak tersebut , karena anak-anak dapat menggunakan berbagai tempat menjadi tempat bermainnya (Sari et al, 2020). Di daerah Talang Putri, anak-anak menggunakan tempat umum menjadi tempat bermain, seperti lapangan, masjid, dan pos satpam. Satu dari enam anak memilih lapangan sebagai tempat bermain karena anak-anak dapat bermain bola kaki pada waktu sore hari. Dua dari enam anak memilih masjid sebagai tempat favorit, karena menurut mereka masjid merupakan tempat yang bagus, “Bagus, rumah nabi,” ungkap salah satu anak yang mengungkapkan bahwa masjid merupakan tempat yang bagus. Selain itu, kegiatan lain yang mereka lakukan di masjid adalah mengaji bersama teman-temannya, serta bermain stik. Sedangkan dua dari enam anak lainnya memilih pos satpam menjadi tempat bermainnya. Hal ini karena pos satpam menjadi tempat yang nyaman. Salah satu dari dua anak tersebut menyatakan bahwa pos satpam banyak digunakan sebagai tempat untuk beristirahat. Selain itu, pos satpam juga digunakan anak-anak tersebut untuk bermain petak umpet.

Pos satpam dan halaman masjid yang sering dijadikan anak-anak tempat bermain (sumber: diambil oleh anak-anak)
Pos satpam dan halaman masjid yang sering dijadikan anak-anak tempat bermain (sumber: diambil oleh anak-anak)

Anak bermain di area masjid (sumber: diambil oleh anak-anak)
Anak bermain di area masjid (sumber: diambil oleh anak-anak)

Bermain dilakukan dengan spontan dan bertujuan untuk bersenang-senang. Segala kegiatan yang terdapat unsur kesenangan bagi anak, maka disebut dengan bermain. Namun, anak-anak juga dapat bermain untuk belajar melalui eksplorasi dan eksperimen tentang lingkungan di sekitar mereka, yang bertujuan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan diri. Aktivitas bermain ini dilakukan berdasarkan inisiatif dan keputusan anak, dengan dukungan dari guru maupun orang dewasa lainnya.

Anak-anak di daerah sekitar Masjid Al-Muhajirin Palembang memiliki aktivitas bermain favorit, antara lain bermain sepak bola, petak umpet, hingga aktivitas bermain sambil belajar yaitu mengaji. Anak-anak di sini juga senang bermain bersama. “Biasanya main petak umpet,” ungkap seorang anak yang sering bermain di sekitar Masjid Al-Muhajirin, Talang Putri. Aktivitas-aktivitas ini tentu bermanfaat juga bagi tumbuh kembang anak. Pengalaman anak melalui aktivitas bermain dapat membangun fondasi yang kokoh untuk pengembangan berbagai keterampilan yang sangat dibutuhkan. Ini sangat penting untuk kemampuan mereka dalam memecahkan masalah di masa depan. Di sini lah juga pentingnya peran orang tua dalam memahami konsep bermain anak beserta kegiatan yang mereja lakukan, agar orang tua juga dapat turut mengelola dan memfasilitasi anak-anak dalam bermain.

Pengembangan nilai-nilai agama Islam melibatkan pemahaman mendalam tentang ajaran tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan positif untuk membangun karakter yang selaras dengan ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an. Salah satu aktivitas penting dalam hal ini adalah mengaji sore, yang berkontribusi signifikan dalam membentuk nilai-nilai spiritual, terutama bagi anak-anak. Selain aktivitas bermain, anak-anak di daerah sekitar Masjid Al-Muhajirin Palembang juga memiliki aktivitas lainnya seperti mengaji dan beristirahat di pos satpam.

Salah satu dari enam anak yang sering bermain di tempat tersebut mengungkapkan “pos untuk duduk-duduk disitu” yang menyatakan bahwa pos satpam menjadi lokasi favorit untuk duduk dan bersantai bersama teman-teman. Di sini, anak-anak bisa berkumpul dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan aktivitas bermain. Selain itu, anak-anak juga melakukan kegiatan lainnya seperti mengaji. “iya, ngaji diajarin Ustad M,” ungkap seorang anak yang sering mengaji di sekitar Masjid Al- Muhajirin Palembang setelah solat dzuhur. Hal ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk belajar membaca dan memahami isi Al-Qur'an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun