Aku kalap menerjang  terjang
Tepat rembulan berpendar terang
Pada sisa air hujan yang menjadi cermin kaca
Angin menampar menggores menggambar
Mukamu, mukaku beriak pecah dalam satu bayang
Ada sejiwa merona pekat tertaut
Yang tak tahu malu sama merupa sama menolak
Aku tergugu khusyuk malu
Kamu nyalang mengangkangi mukaku
Ah, malang nian!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!