Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga Sentausa Titipan Ibu

24 November 2024   12:09 Diperbarui: 24 November 2024   12:15 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aroma ibuku masih disini

Lembut belaian dalam pelukan

Suara bisiknya ibarat kunang-kunang bercahaya

Masih terekam, terukir 

Terpahat di nadi yang setia menyimpan

Hari berlalu di jalanku

Aku melihat bekas tapak kaki ibu

Diatas jalan berduri  penuh kembang 

Sembari bercerita banyak

Dalam rona wajahnya, rekah bunga di dadaku

Jauh dari masa lampau

Aku menyusuri ceritanya

Mencoba mencerna dalam berbagai kelokan

Menahan tajamnya kerikil takdir

Mengikuti ketabahannya

Menapaki kerasnya  dera dengan sukacita

Bu, aku ingin rona rekah bungamu

Agar aroma semerbaknya 

Jadi ingatan anakku pula

Bukan semata perempuan yang berdiam diri

Kalah oleh dera takdir 

Lalu lupa menitipkan bunga sentausa di dada anakku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun