Menerima segala kekeliruan dan cacat yang kubuatÂ
Meski dia diam, gemanya berkata; aku baik-baik saja, seperti biasaÂ
 Dadaku lega semacam ruang terbukaÂ
Begitu lapang tanpa jedaÂ
Bila pagi semacam ini aku bersua dengannyaÂ
Aku menyakini aku pun baik-baik sajaÂ
Dia tahu betapa aku mencintanyaÂ
Mengingatnya untuk menjaganya sungguh-sungguhÂ
Agar celaku tak mengenainya tepat dijantungnyaÂ
Meski begitu, tak luput berkali aku sempat membuatnya jatuh Â
 Tapi, dia selalu memberi senyum terbaiknyaÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!