Sylviana lahir di tanah betawi yang menjadi tanah kelahiranya saat ini ia sedang menginginkan kursi sebagai wakil gubernur dalam pemilu gubernur yang akan diselenggarakan oleh KPUD DKI jakarta pada tanggal 15 februari ini. Wanita yang mempunyai jiwa kepemimpinan ini telah banyak memakan asam manisnya sebuah birokrasi politik yang berkembang dijakarta dimulai dari dirinya jadi PNS sampai puncak karirnya menjadi walikota jakarta pusat pada tahun 2008. Selain itu keaktifan Sylviana ini bukan hanya di ranah politik saja namun keaktifan ini berlanjut kepada para ibu-ibu yang ada di jakarta khususnya untuk selalu berusaha mencapai kesejahteraan sehingga terciptalah kesejahteraan pada provinsi DKI jakarta.
Menurut mantan none jakarta pada tahun 1988 ini mengatakan bahwa sikap berorganisasi adalah pembelajaran pertama dalam sebuah pendidikan bagi generasi bangsa ini karena dari sikap organisasi ini akan timbul sikap percaya diri dan juga sikap tentang pertanggung jawaban. Karir Sylviana nampak agak sulit karena ia wanita terkadang tersingkir dari kaum pria dalam menjadi pemimpin.
 Hal ini tidak berlaku baginya karena dari kedua gender tersebut mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin baik itu dalam tingkat nasional dan dalam tingkat internasiona sekaligus. Dengan Sylviana murni ini maju ke pemilihan dari gubernur jakarta ini akan menambah penyemangat bagi generasi muda saat ini bahwa wanita jangan hanya sampai dengan urusan rumah tangga.
