Mohon tunggu...
Eci Aulia
Eci Aulia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku

Author

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengelola Emosi Jiwa dengan Islam

31 Januari 2025   06:34 Diperbarui: 31 Januari 2025   07:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Rasa cinta adalah manifestasi dari naluri nau'. Perasaan itu tidak bisa dinafikan. Karena memang fitrah ada pada diri setiap manusia. Ketika rasa cinta itu tidak disalurkan di jalan yang benar, maka sedikitpun tidak akan membawa kebaikan. Justru akan mengantarkan pada kesengsaraan.

Demikian yang terjadi pada seorang pelajar di Lamongan, Jawa Timur. Ia tega menghilangkan nyawa teman wanitanya hanya karena ditolak cintanya. Kasus terungkap setelah polisi menyelidiki temuan jasad wanita yang membusuk di sebuah warkop di Perumahan Made Great, Desa Made pada Rabu (15-1-2025). Karena sakit hati pelaku melampiaskan emosinya dengan tangan kosong. Berbagai penganiayaan terus dilakukan hingga korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. (surabaya.tribunnews.com, 16-1-2025)


Miris, nyawa melayang hanya karena urusan cinta. Ketika emosi menguasai diri maka yang terjadi hanyalah kerusakan. Emosi akan sulit dikontrol tatkala seseorang minim pemahaman agamanya.

Terlebih lagi, kini keberadaan media sosial telah menjadi guru bagi generasi. Akal dirusak dengan suguhan konten-konten yang menampilkan kekerasan yang tidak layak ditiru. Ditambah lagi dengan rendahnya tingkat literasi digital. Tak pelak, hawa nafsu dan tipu daya syaitan akan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan keji.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar." (TQS.An-Nur: 21)

Konsep kapitalisme meletakkan standar kebahagiaan pada terpenuhinya kebutuhan jasmani. Hingga segala cara dihalalkan untuk menggapai kebahagiaan tersebut. Tanpa disadari, sistem kapitalis tidak mendidik akal manusia sesuai fitrahnya. Akan tetapi, menjadikannya cenderung pada kerusakan. Sebabnya, sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan yang menjadi pijakannya.

Islam memiliki aturan yang komprehensif. Termasuk bagaimana menjaga akal agar tetap sehat dan waras. Berawal dari pengelolaan emosi yang merupakan manifestasi dari naluri mempertahankan diri. Naluri akan sulit dikendalikan jika tidak memahami agama secara utuh. Dengan menyadari bahwa agama bukan hanya dipakai ketika sedang ibadah shalat, puasa, zakat, dan haji saja. Namun, juga dipakai dalam hubungan antar manusia seperti pergaulan.

Ketika seseorang paham bahwa syariat Islam mengatur hubungan laki-laki dan perempuan. Maka ia tidak akan sembarangan menyatakan cinta pada lawan jenis. Sebab dalam Islam kehidupan laki-laki dan perempuan itu terpisah. Islam juga telah mengatur penyaluran naluri nau' yakni dengan jalan pernikahan. Jika seorang laki-laki memiliki kecenderungan terhadap seorang perempuan maka ada proses yang harus ia jalani sesuai tuntutan syariat yaitu ta'aruf dan khitbah.

Demikian juga pengelolaan emosi yang harus ditundukkan dengan keimanan yang kokoh. Keimanan yang kokoh tersebut didapatkan dari sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah Islam. Pendidikan Islam yang tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan akhlak mulia, pengendalian diri, dan pemahaman yang benar terhadap hubungan antar manusia. Dengan kata lain, membentuk kepribadian Islam pada individu masyarakat.

Dengan demikian, akal generasi muda akan senantiasa terjaga dari hal yang merusak. Apatah lagi didukung oleh penerapan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Semisal aspek media informasi yang tidak hanya menjadi tontonan bagi masyarakat, tapi juga tuntunan yang akan mengokohkan keimanan setiap individu.

Dengan aturan tersebut bukan hanya akal yang dijaga, tapi juga iman, agama, jiwa, harta, dan kehormatan. Syariat Islam diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. memang untuk menjadi petunjuk agar manusia selamat di dunia dan akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun