Banyak cerita dalam kehidupan manusia yang menarik dilihat dalam berbagai sisi. Cerita kehidupan manusia tersebut dapat kita abadikan dalam bentuk media fotografi. Cerita atau bisa disebut tema mengenai sisi kehidupan mempunyai istilah yang dinamakan fotografi Human-Interest. Human Interest dalam karya fotografi sendiri kalau dijabarkan adalah menggambarkan kehidupan pribadi manusia atau interaksi manusia serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, konsentrasi atau mencapai sebuah kesuksesan hidup, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menyimak gambar tersebut diatas. Fotografi Human Interest dapat pula berupa cerita di belakang sebuah kejadian, organisasi atau sebaliknya peristiwa sejarah yang sangat memukau. Detail gambar yang bisa di lihat sebagai contoh balada seorang tentara dalam masa perang, profil seseorang yang sedang mencapai puncak kesuksesannya dalam karirnya. Fotografi Human Interest di Indonesia lebih populer dalam menggambarkan sisi-sisi kehidupan masyarakat kalangan bawah. Kehidupan masyarakat kalangan bawah atau bisa dikatakan sebagai kaum tidak mampu mempunyai banyak masalah-masalah kehidupan mereka yang sangat komplek, sehingga cerita tersebut dapat diungkapkan dalam media fotografi. Perlu kita ingat bahwa sebagian besar masayarakat di Indonesia sekarang ini masih hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga cerita ini menarik perhatian dan banyak diangkat ceritanya dalam berbagai media, salah satunya fotografi Human-Interest. Perlu kita cermati beberapa point penting yang kita harus ingat dalam membuat sebuah karya foto Human Interest adalah:
- Perhatikan suasana dan karakter pada lokasi yang ingin kita bidik, unsur-unsur apa saja yang kiranya menarik untuk kita bidik, hal ini untuk membangun sebuah dasar konsep hasil karya fotografi kita. Cobalah untuk memulai untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, agar kita lebih leluasa ketika membidik lewat kamera kita.
- Seorang fotografer harus cepat dan tepat dalam menyadari kemudian mengambil moment yang tepat untuk di bidik, karena keadaan dari moment tersebut sangat cepat sekali berlalu. Detik demi detik selalu terjadi perubahan suasana yang tidak sama danmoment tersebut tidak dapat kembali pada saat yang sama. Pendek kata kita harus konsentrasi pada lokasi.
- Jangan pernah berspekulasi bahwa hasil bidikan tunggal anda sudah pasti menghasilkan karya fotografi yang baik. Lebih baik mencoba konsentrasi dan mengambil gambar sebanyak mungkin ketika kita menemukan moment yang tepat.
- Moment yang kita bidik harus menciptakan suatu suasana atau ekspresi yang menarik untuk dibidik sehingga menghasilkan cerita dalam karya kita, misalnya ketika ingin mengungkapkan seorang yang marah, maka kita harus membidik obyek tersebut secara close-up agar hasil foto kita terfokus pada obyek yang berekspresi marah. Usahakan ekspresi obyek terlihat alami tanpa direkayasa, terutama pada pandangan mata.
- Jangan terlupakan selalu bahwa kita sebagai fotografer yang baik dituntut untuk tetap menempatkan hasil bidikan kita pada komposisi penempatan obyek yang ideal dan kaya akan unsur desain yang tepat.
- Menggunakan output warna Hitam Putih dan Sepia dapat membuat hasil karya kita lebih dramatis.
- Teknik Depth Of Field atau lebih dikenal dengan "Blur Tajam Blur" dapat banyak membantu untuk mengarahkan obyek sebagai titik fokus hasil karya fotografi kita.
- Hindari penggunaan lampu kilat yang dipancarkan lurus sejajar di depan lensa kamera, karena hal tersebut akan mengurangi nilai artistik jika hasil bidikan kita tepat pada lokasi yang minim cahaya, oleh karena itu selalu gunakan moment untuk membidik pada waktu-waktu yang strategis penuh dengan cahaya yang terang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H