Setiap hari, Garda Pangan tidak hanya membantu menyuplai makanan kepada masyarakat prasejahtera tetapi juga berupaya mengurangi sampah makanan yang berkontribusi pada polusi dan perubahan iklim. Hingga kini, Garda Pangan telah mendistribusikan lebih dari 577.000 porsi makanan kepada hampir 28.000 penerima manfaat di berbagai daerah.
Menjadi Penerima SATU Indonesia Awards 2024, Suatu Penghargaan bagi Pejuang Pangan Berkelanjutan
Kegigihan Garda Pangan dalam mengatasi masalah food waste tidaklah mudah. Di awal perjalanannya, konsep food bank masih asing di Indonesia. Tantangan terbesar mereka adalah menjaga makanan tetap segar dan layak dikonsumsi selama proses distribusi. Namun, Kevin tidak menyerah. Melalui kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, mereka berhasil melewati berbagai rintangan.Â
Atas dedikasi luar biasa inilah, tahun 2024 Garda Pangan mendapat penghargaan bergengsi SATU Indonesia Awards dari PT Astra International Tbk dalam kategori Lingkungan. Penghargaan ini mengapresiasi anak muda Indonesia yang memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungannya.
SATU Indonesia Awards adalah apresiasi yang diberikan sejak 2010 bagi para anak muda yang menunjukkan kontribusi nyata di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan. Penghargaan ini diharapkan dapat memacu anak-anak muda lainnya untuk berani berkarya dan membawa perubahan yang positif bagi Indonesia. Garda Pangan, sebagai salah satu pemenangnya, telah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil, seperti menyelamatkan sisa makanan.Â
Bersama Mengatasi Food Waste, Langkah Kecil yang Berdampak Besar
Food waste di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius. Menurut laporan United Nations Environment Programme (UNEP) tahun 2021, Indonesia menempati peringkat keempat negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia, dengan total mencapai 20,93 juta ton per tahun. Dampak dari food waste ini pun bukan hanya pada lingkungan, melainkan juga pada sosial ekonomi. Di satu sisi, ada masyarakat yang membuang-buang makanan, sementara di sisi lain ada masyarakat yang sulit mendapat akses makanan layak.
Garda Pangan berperan penting dalam mengatasi ketimpangan ini. Tidak hanya menyelamatkan makanan yang layak dikonsumsi, Garda Pangan juga memanfaatkan sisa makanan yang tidak layak untuk diolah menjadi pakan ternak melalui teknologi biokonversi dengan larva BSF (Black Soldier Fly). Teknologi ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga lebih dari 533.900 kg dan menciptakan siklus baru yang mendukung kelestarian lingkungan.
Menelusuri kiprah Garda Pangan membuat saya merasa terinspirasi. Suatu hari, saya berharap dapat berkontribusi dalam gerakan serupa, seperti menyelamatkan makanan untuk membantu mereka yang membutuhkan dan merawat lingkungan yang lebih baik. Langkah Kevin dan timnya di Garda Pangan telah menunjukkan kepada kita bahwa perubahan bisa diwujudkan ketika kita bersedia bertindak dengan tujuan yang jelas.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya