Mohon tunggu...
echaimutenan
echaimutenan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Mom

www.echaimutenan.com

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Lebaran Penuh Tangisan Maaf-maafan

29 April 2023   17:56 Diperbarui: 29 April 2023   17:57 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran kali ini memang berbeda. Beda sekali dengan lebaran sebelum-sebelumnya. Banyak dan saya berusaha memahami.  Waktu lebaran tahun-tahun lalu saya bisa satu shaf duduk di bawah dengan muslimah lainnya di lapangan. Sekarang, saya harus duduk di kursi roda. Tadinya malah tidak mau salat, tapi berhubung tiba-tiba malam takbiran badan enakan bisa menyangga punggung akhirnya saya minta salat Idulfitri.

Bukan hanya masalah salat saja, lebaran kali ini rasanya saya rapuh sekali. Iya, karena keadaan yang berbeda. Kondisi kesehatan saya memang tidak begitu baik akhir-akhir ini. Rasanya makin lama makin ngedrop, walau saya rajin nulis meski sambil rebahan dalam arti kata sesungguhnya.

Tradisi maaf-maafan saat lebaran pun berbeda. Dulu saya bisa duduk dibawah sambil nyuwun ngapunten sama suami, sekarang saya tiduran. Suami, anak-anak semua bergantian memeluk. Tapi lagi-lagi saya berusaha mengerti. Bukankah sedang belajar ikhlas dan menerima diri sendiri seperti awal postingan Kompasiana samber THR 2023? Tangis saya ke suami pecah dan ke anak-anak juga, rasanya kadang masih tidak terima banyak hal  yang berubah meski harus berusaha menerima. Sedih perasaannya sebagai Ibu dan sebagai istri.

Baca Juga: Ikhlas

Dok. pribadi

Yah intinya saya mah orang-orang salam-salaman sambil berdiri atau duduk. Sedangkan saya hanya bisa tiduran. Begitupun saat ke tetangga-tetangga, biasanya habis lebaran saya kan keliling-keliling ke tetangga. Pokoknya heboh biasanya, sekarang semua tetangga datang ke rumah sambil maaf-maafan. Dan semuanya pada bilang maaf lahir batin dan semoga cepat sehat.

Sepertinya semua ucapan lebaran pada saya dibarengi dengan maaf lahir batin semoga segera sehat. Hampir semua. Rasanya itu 61964849 kali saya dengar. Tapi ya lagi-lagi tidak apa-apa, maaf-maafannya berbeda. Tapi setiap saya membaca dan mendengar semoga cepat sehat itu, hati saya mulai merekah dan hangat. Rasanya banyak yang masih sayang sama saya. 

Tapi yang saya suka adalah saat kemarin lebaran, saya didatangi beberapa teman blogger yang kebetulan arah atau melewati kota saya. Rasanya sangat senang diingat teman-teman blogger. Duh, jadi kangen Jakarta ketemu kopdar di event blogger seperti dulu. Setiap dijenguk teman-teman bukan hanya blogger, tidak terasa saya mesti nangis. Karena bayangin kalau saya sesehat mereka, mungkin sekarang bisa kemana-mana tanpa batas. *halah.

Meski demikian memang lebaran ini penuh tangisan maaf-maafan berbeda dengan tahun-tahun lalu. Insyaallah saya dah maafin semuanya, jadi maafkan saya juga ya. Mari saling memaafkan tanpa harus tangis-tangisan. Mohon maaf lahir batin ya, tidak berasa sebulan ikutan Samber THR dalam keadaan gini hehehe. Tapi saya hepi dan mari semua semangat!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun