Siapa yang tidak suka pantai dan laut? Benar, hampir semua suka apalagi anak-anak. Anak saya pun sama, mereka sangat senang kalau diajak ke pantai. Ini cerita saat saya pulang ke kampung halaman. Di kota kelahiran saya, Situbondo, ada yang namanya Pantai Pasir Putih. Sepanjang jalan saya bercerita, kalau pantainya bersih dan warna pasirnya putih. Maka dari itu dinamakan Pantai Pasir Putih.
Anak-anak tentu sangat antusias mendengar cerita masa kecil saya ke Pantai Pasir Putih. Paling tidak, banyak hal yang seru saat saya masih kecil bermain di sana. Nostalgia masa lalu dan sudah lama tidak pulang kampung jadi ingin mengajak anak-anak  berkunjung ke pantai penuh kenangan tersebut.Â
Namun saat sampai di sana, kenangan masa kecil saya langsung buyar. Pasir yang putih dengan laut yang jernih ternyata tidak saya temukan lagi. Anak-anak sedikit kecewa sebenarnya karena cerita saya membuat ekspektasi mereka tinggi. Tapi sayangnya pantai yang dalam kenangan saya berbeda.Â
Pasirnya tidak lagi hitam dan banyak sampah dimana-mana. Iya, pantai yang saya banggakan dari kecil ternyata berbeda tidak seindah dulu lagi. Tapi ya namanya anak-anak, diajak kemana aja asal jalan aja dah senang kan?.Â
Untuk mengobati sedih mereka, saya kembali ajak ke pantai di daerah Ketapang. Tepatnya pantai yang ada di kawasan Hotel Ketapang Indah. Ya memang beda kota, tapi paling tidak saya berharap terlihat lebih cantik. Dan ternyata karena memang pantai yang ada di hotel, jadi lebih sepi dan tentu lebih bersih. Walau tetap pantainya memang tidak putih seperti harapan saya, cuma memang lebih nyaman saya sekeluarga menghabiskan waktu bermain di tepi pantai dan melihat indahnya laut. Sekilas terlihat pulau Bali di seberang.
Namun mau di mana saja, liburan ke pantai itu tetap menyenangkan kok. Apalagi saat suasana pagi dan sore hari, sangat cantik melihat matahari terbit atau terbenam. Pemandangan yang sangat jarang saya lihat selama tinggal di Jakarta.Â
Akhirnya setelah melihat dua pantai yang berbeda, saya beranikan diri bertanya sama anak-anak apakah mereka menyukai pantai dan laut yang mereka lihat sekarang ini. Semua sih pada bilang suka, tapi memang lebih suka pantai yang kedua. Selain lebih bersih juga lebih tertata, seseruan di pinggir pantai jadi senang.
"Kenapa kok pantainya tidak seputih cerita Mamih?", tanya anak saya
"Iya, beda banget ini. Mana banyak sampah, kaleng, kertas di pantainya"
"Benar, jadi bikin risih ya!"
Fyuh.
"Ya begitulah, Nak. Saat Mamih masih kecil pantainya memang bersih dan lautnya jernih. Kakek sama nenek juga dulu sering minum kelapa muda sambil melihat Mamih mandi di laut pakai ban mobil yang besar".
"Tapi dulu bersih, Ma?"
"Bersih banget! Sampai kadang Om kalian suka buat menara di pinggir pantai pakai pasir yang kala itu masih putih"
"Lalu kenapa sekarang tidak putih lagi, Ma?"
"Karena banyak hal, Nak. Yang pasti alam akan merespon apa yang kita buat untuk mereka"
"Berarti selama ini kita salah dong ya Ma. Soalnya pasirnya jadi coklat kehitaman bukan putih abu-abu lagi"
"Terus gimana biar pasirnya jadi putih lagi?", tanya anak saya penasaran
"Kalau itu perlu proses yang lama. Paling tidak Raffi, Raffa dan Rafif bisa menjaga dengan baik"
"Raffi bingung Ma. Gimana sih maksudnya?"
"Biasanya pantai yang kotor dan banyak sampah itu karena ulah manusia juga. Seperti buang sampah sembarangan, menangkap ikan pakai bahan berbahaya, dijadikan tempat wisata tapi kurang terawat juga bisa jadi"
"Wah seram ya Ma ternyata kalau buang sampah sembarangan itu"
"Iya banget. Apalagi kalau tidak didaur ulang dengan baik, buang di sungai yang ada nanti malah mengotori laut. Pencemaran jadi malah terjadi"
"Kalau gitu, pasirnya bisa dicuci tidak Ma biar putih lagi?", tanya Raffa poloss
"Ya susah Nak kalau begitu", jawab saya sambil tertawa
"Baiklah kalau begitu, Raffi tidak mau buang sampah sembarang lagi"
"Iya, Raffa juga sama biar laut dan pantainya bersih lagi"
"Nah, itu baru anak Mamih"
"Ma, sekarang kami boleh lari-lari lagi di pantai?"
"Boleh Nak! Sana gih main yang puas, tar lagi kita kembali ke Jakarta"
Mereka pun berlari-lari di sepanjang pantai sambil tersenyum bahagia. Walau tidak melihat pantai yang putih, yang pasti saya yakin generasi penerus Indonesia bakal bikin keindahan laut dan pantai kembali seperti dulu lagi. Dan mereka nanti akan Bangga Berwisata di Indonesia dengan pantai serta laut yang bersih dan jernih.Â
"Iya, saya yakin itu bisa terwujud", guman saya pelan sambil melihat anak-anak seru bermain pasir yang tidak putih lagi di pantai Pasir Putih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H