Tentang Sebuah Pilihan
Nama program TV diatas saya pinjam untuk menggambarkan betapa M E M I L I H jalan hidup telah masuk ke ranah industri dan menjadi sangat komersil.
Ingin masuk dan berkubang di dalamnya? Hanya mengamati? Atau menjadi antipati terhadap program tersebut?
Itu juga pilihan.
Hidup adalah pilihan.
Saya sering mendapati kalimat itu, dalam format lisan ataupun tulisan.
Anda juga mungkin demikian.
Menjadi bermanfaat atau masuk golongan yang merugi (baca : idiom Winner or Looser) dipahami banyak orang sebagai pilihan.
Menurut saya,
Itu bukan pilihan. Itu bagian dari kenyataan.
Yang menjadi pilihan adalah : “how to”, cara – cara yang kita ambil. Bila sebelumnya sudah ditetapkan tujuan, maka cara – cara yang kita ambillah yang menjadi pilihan itu. Hal ini pada gilirannya nanti akan menentukan apakah kita golongan bermanfaat atau golongan yang merugi.
Jadi … kepada adik – adikku
Bersyukurlah .
Kalian adalah generasi yang beruntung.
Sehingga tidak perlu melakukan kesalahan – kesalahan pilihan seperti kaum terdahulu.
Tinggal menggunakan waktu kalian untuk menambah ilmu dan mengembangkan diri
Agar keberadaan kalian menjadi lebih bermanfaat.
Amiin …
So … tentang Program TV Take Him Out dan Take Me Out yang dikategorikan industry TV sebagai Reality Show …
Realitanya : hidup dengan sebenar – benarnya adalah hidup tanpa kamera, tanpa Master Control, tanpa Produser, Tanpa Floor Director.
Realita hidup memang telah menyediakan penonton [secara sosial] dan Sang Sutradara [secara ilahiah]. Namun kita [Anak Wayang] lah yang mengalami setiap detik nya dengan cara yang telah kita pilih.
So … take it with wholehearted …
_eka_
Tulisan untuk berbagi kepada adik – adik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H