Mohon tunggu...
Echa Sofie
Echa Sofie Mohon Tunggu... -

10 tahun terakhir saya berkutat di bidang Broadcast. Bagian pengalaman lainnya yang saya pernah geluti adalah Public Relation's & Marketing. Semua pengalaman kerja tsb saya miliki saat tinggal di Yogyakarta. Saat ini saya mencoba untuk berkarya di Palembang, kota kelahiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Take Him Out and Take Me Out (Memandang Pentingnya Pilihan, Sebuah Opini)

29 April 2010   03:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tentang Sebuah Pilihan

Nama program TV diatas saya pinjam untuk menggambarkan betapa M E M I L I H jalan hidup telah masuk ke ranah industri dan menjadi sangat komersil.

Ingin masuk dan berkubang di dalamnya? Hanya mengamati? Atau menjadi antipati terhadap program tersebut?
Itu juga pilihan.

Hidup adalah pilihan.
Saya sering mendapati kalimat itu, dalam format lisan ataupun tulisan.
Anda juga mungkin demikian.

Menjadi bermanfaat atau masuk golongan yang merugi (baca : idiom Winner or Looser) dipahami banyak orang sebagai pilihan.

Menurut saya,
Itu bukan pilihan. Itu bagian dari kenyataan.

Yang menjadi pilihan adalah : “how to”, cara – cara yang kita ambil. Bila sebelumnya sudah ditetapkan tujuan, maka cara – cara yang kita ambillah yang menjadi pilihan itu. Hal ini pada gilirannya nanti akan menentukan apakah kita golongan bermanfaat atau golongan yang merugi.

Jadi … kepada adik – adikku
Bersyukurlah .

Kalian adalah generasi yang beruntung.
Sehingga tidak perlu melakukan kesalahan – kesalahan pilihan seperti kaum terdahulu.
Tinggal menggunakan waktu kalian untuk menambah ilmu dan mengembangkan diri
Agar keberadaan kalian menjadi lebih bermanfaat.

Amiin …

So … tentang Program TV Take Him Out dan Take Me Out yang dikategorikan industry TV sebagai Reality Show

Realitanya : hidup dengan sebenar – benarnya adalah hidup tanpa kamera, tanpa Master Control, tanpa Produser, Tanpa Floor Director.

Realita hidup memang telah menyediakan penonton [secara sosial] dan Sang Sutradara [secara ilahiah]. Namun kita [Anak Wayang] lah yang mengalami setiap detik nya dengan cara yang telah kita pilih.

So … take it with wholehearted …

_eka_

Tulisan untuk berbagi kepada adik – adik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun