Mohon tunggu...
Tengku Ramizah
Tengku Ramizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan orang yang sangat suka untuk Mengembangkan Potensi Diri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Literasi Digital Mahasiswa dalam Mencegah Kejahatan Phishing di Era Teknologi

5 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 5 Juni 2024   10:03 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Literasi digital kemudian memiliki peran sebagai pondasi yang penting dalam menghadapi era digital saat ini, sebab seseorang yang memiliki literasi dengan tingkat rendah lebih cenderung mudah menyerap pesan yang nampak, diproduksi dan telah ditentukan oleh media. Karena keterbatasan persepktifnya, struktur pengetahuan yang ia miliki relatif dangkal dan minim terorganisis sehingga tidak cakap dalam mengintepretasikan makna dari pesan media yang ia komsumsi yang pada akhirnya sulit dalam mengidentifikasi kebenaran dan ketetapatan suatu informasi. 

Hal ini sejalan dengan data di tahun 2020, di mana skor penilaian literasi digital Indonesia masih belum mempumpuni. Dari empat indikator penilaian, kemampuan mencari informasi dan literasi data, pengaturan keamanan perangkat, komunikasi dan kolaborasi, serta kecakapan penggunaan teknologi, ditemukan bahwa setengah dari 34 provinsi Indonesia berada di bawah rata-rata nasional (Al Jannah, 2021). Itulah mengapa kasus phishing di Indonesia cukup marak dan bahkan terus meningkat tiap tahunnya.
Untuk menghindari dan menekan kasus phishing dan jenis cybercrime lainnya, perlunya strategi inovatif, kolaboratif dan transformatif. Strategi ini dapat dimulai terlebih dahulu dari diri sendiri. Kita sebagai mahasiswa apalagi memiliki fungsi dan peran ganda bukan hanya serta merta belajar dibangku perkuliahan melainkan sebagai agen perubahan dan pengendali sosial perlu meningkatkan kepekaan dan pemahaman dengan literasi digital. 

Apalagi mahasiswa adalah generasi muda yang sebagian besar pelaku pengguna teknologi mendominasi saat ini. Melalui literasi digital, mahasiswa sekiranya memiliki keterampilan digital yang mencakup keterampilan berkomunikasi, bertransaksi, penanganan konten dan informasi, aman dan legal secara online, pemecahan masalah, serta keterampilan beretika dan berbudaya. 

Setelah memupuk literasi digital kepada diri sendiri, mahasiswa selanjutnya dapat melakukan edukasi dan pentingnya literasi digital kepada keluarga dan kerabat baik secara langsung dan tidak langsung misalnya melalui pengemasan konten yang kreatif di media sosial mengenai bahaya kejahatan phishing dan cybercrime lainnya yang dapat memberikan kerugian finansial yang sangat besar.
Edukasi literasi digital selanjutnya dapat dilakukan dengan memuat informasi seputar kesadaran akurat tehadap paparan informasi, membekali diri dengan pengetahuan, memilih dan memilah sumber terpercaya, menekankan pada opini pribadi yang rasional, tidak sembaragan melakukan transanski secara online dan tidak mudah menyebar data diri. 

Apalagi terkait phishing, masyarakat dapat dibekali dengan apa itu phishing, ciri-ciri, cara kerja dan pencegahannya sejak awal. Dengan begitu, phishing dan jenis cybercrime lainnya dapat diminimalisir dan dideteksi. Untuk tindakan preventif yang lebih maksimal, mahasiswa dapat berkolaborasi dengan pihak civitas akademik dan pemerintah untuk melakukan edukasi literasi digital dengan lini yang lebih luas lagi, diikuti dengan pemanfaatan teknologi seperti membuat software keamanan yang dapat mendeteksi phishing untuk dapat diinstal oleh masyarakat kedepannya. 

Masyarakat juga perlu selalu dihimbau untuk melakukan pelaporan kepada pihak berwajib atau instansi terkait apabila sewaktu-waktu menemui website atau pesan mencurigakan terkait permintaan data atau transaksi.

REFERENSI

Akinbowale, O. E., Klingelhfer, H. E., & Zerihun, M. F. (2020). Analysis of cyber- crime effects on the banking sector using the balanced score card: a survey of literature. Journal of Financial Crime, 27(3), 945-958.

Al Jannah, N. A. (2021, November 17). Literasi Digital Indonesia dan Kebiasaan Menyebar Hoaks. Diakses dari Dataindonesia.id: https://dataindonesia.id/Digital/detail/literasi-digital-indonesia-dan-kebiasaan- menyebar-hoaks
Rahman, P.F. (2022, Desember 27). Ada 34.622 Kasus Phising di Indonesia Selama 5 Tahun Terakhir. Diakses dari https://www.detik.com/jatim/berita/d- 6483650/ada-34622-kasus-phising-di-indonesia-selama-5-tahun-terakhir/amp
Muftiadi, A., Agustina, T.P.M., & Evi, M. (2022). Studi Kasus Keamanan Jaringan Komputer: Analisis Ancaman Phising Terhadap Layanan Online Banking. Hexatech: Jurnal Ilmiah Teknik, 1(2), 60-65.
Vinka, A.M., & Michele, N. (2021). Pengaruh Teknologi Internet Terhadap Pengetahuan Masyarakat Jakarta Seputar Informasi Vaksinasi Covid-19. Tematik: Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 8(1), 1-13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun