Mohon tunggu...
Echa AnisatulFadliah
Echa AnisatulFadliah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Bersyukurlah Niscaya Kau Kan Selalu Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alina

21 Januari 2022   13:45 Diperbarui: 17 Juni 2022   01:39 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Setelah selesai menton bioskop mereka berdua memutuskan untuk menikmati waktu sore sambil mengelilingi kota. Tanpa sengaja Alina melihat Arhan yang membawa satu Carrier besar berhenti disampingnya saat lampu merah"
"Com lo mau kemana?" Dengan ragu Alina bertanya pada sosok yang ada disampingnya itu, dia agak tau kalau dia akan salah orang karena itu salah satu kebiasaannya, tapi kali ini Alina sangat yakin kalau itu memang Arhan.
"Ehhh ketemu disini kita, jangan-jangan jodoh hahahahahaaa" ucap Arhan sambil tertawa
"Gue mau pergi ke Bali selam sebulan ini ada acara. Lo baik-baik ya disini. Dan bilang ke gue kalau cowok lo itu macam-macam, tangan gue kuat kok" sautnya lagi
"Com, kok lo nggak bilang ke gue dulu si lo mau pergi" ucap Alina dengan kecewa
"Bukannya gue nggak mau bilang ke lo, tapi lo aja tadi yang buru-buru cabut. Tuh lampu udah kuning. Duluan yahhh"
Alina benar-benar sedih mendengar bahwa Arhan akan ke Bali selama itu, apalagi Dito besok pagi juga akan balik ke Surabaya. Ia pasti akan benar-benar kesepian tanpa mereka berdua. Terutama tanpa Arhan yang selama ini selalu menemani hari-harinya. Kata Arhan, Alina tanpa Arhan itu tidak akan sempurna, tapi Arhan pergi selama itu.

.............

Sudah hampir satu bulan berlalu, hidupnya benar-benar kesepian tanpa Arhan, semua teman-temannya dikampus tidak ada yang bisa membuatnya benar-benar bahagia seperti Arhan. Apalagi Dito yang mulai susah di hubungi karena sibuk dengan urusan perkuliahannya. Namun, tanpa Alina sadari yang lebih sering ia pikirkan adalah Arhan. Di setiap jalan yang ia lewati bersama Arhan ia selalu mengingatnya, di kampus yang biasa ada Arhan kini hanya ramai mahasiswa namun terasa sepi. Mungkin memang benar kata Arhan, Alina tanpa Arhan tidaklah sempurna. Ya walaupun memang mereka setiap hari bertelepon, tapi tanpa kehadiran arhan di sampingnya tetap saja senua terasa sepi.


Alina memutuskan untuk ke Surabaya menemui pacarnya, Dito. Daripada liburan ini hanya ia gunakan untuk rebahan di kasur saja, Alina lebih memilih diam-diam menemui Dito sekaligus sahabatnya, Fitta yang hari ini juga akan ke Surabaya. Rasanya sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Fitta, apalagi dia anak organisasi yang selalu sibuk dengan kegiatannya itu.
"Alinnnnnn" teriak Fitta sambil melambaikan tangan setelah melihatku keluar bandara. Tanpa membuang-buang waktu lagi Alina langsung berlari ke arah Fitta dan memeluknya.
"Ahhhh,. Lama banget si kita nggak ketemu, kan gue kangen" ucap Alina masih dalam pelukan Fitta
"Eh bayi gede satu ini, mana tu fake boy satu kok nggak ikut"
"Dia lagi di Bali ada urusan, dia nggak bilang ke lo?" Tanya Alina sambil melepaskan pelukannya
"Emmm, entah. Entah gue yang nggak baca chat dia atau dia yang nggak bilang sama gue hehehe"
"Lo tu kebiasaan banget tau nggak baca chat, mana tiap di telpon sibuk mulu"
Fitta memutuskan untuk menemani Alina menemui Dito di kampusnya. Toh dari tadi mereka berdua bingung hendak berjalan-jalan kemana dulu di Surabaya. Ini kali pertama mereka berdua di Surabaya. Daripada tak tahu hendak kemana akhirnya menemui Dito adalah pilihan terbaik.


Alina begitu semangat untuk menemui Dito, Alina uga membawa hadiah berupa sepatu yang selama ini sangat Dito idam-idamkan. Alina rela merogoh uang simpanannya hanya untuk membeli sepatu incaran Dito ini. Namun, pemandangan didepan matanya saat ini benar-benar membuat hatinya teriris-iris. Alina melihat Dito sedang merangkul seorang wanita disebelahnya, mereka berdua terlihat sangat akrab. Tanpa basa-basi Alina segera menghampiri mereka berdua. Fitta yang berada di sebelah Alina juga merasa terkejut dengan apa yang dia lihat.
"Oh jadi ini yang namanya sibuk yah selama ini, sibuk selingkuh?"
Dito sangat terkejut dengan kehadiran Alina yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Wanita disebelahnya pun bingung melihat Alina yang tiba-tiba datang dan berkata selingkuh.
"Sayang, dia siapa?" Ucap wanita disebelah Dito yang diketahui namanya adalah Resti
"Ohhh sayangggg, bener lo selingkuh lagi. Emang yah kalau sekalinya selingkuh pasti bakalan selingkuh lagi. Dasar buaya, kita putus"
"Linnn, Res, dengerin aku dulu. Aku bisa jelasinnya semuanya ke kalian berdua" ucap Dito dengan frustasi tidak tahu harus berkata apa kepada mereka berdua
"Dasar lo ya, lelaki bajingan" ucap Fitta yang benar-benar sudah habis kesabaran pada Dito.


Hari itu juga Alina langsung memesan tiket untuk kembali ke Jakarta. Ia tidak ingin berlama-lama berada di Surabaya yang pasti Dito akan menghampirinya dan menjelaskan segala kebohongan-kebohongan untuk meyakinkan hatinya lagi. Tidak, Alina benar-benar tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi, ia sudah benar-benar kecewa terhadap Dito. Alina memilih kembali ke Jakarta, sedangkan Fitta tetap berada di Surabaya karena memang ia ke Surabaya karena sebuah urusan. Tak lupa Fitta juga memberi tahu Arhan atas apa yang terjadi di Surabaya. Arhan yang mendengar kabar itu dari Alina langsung memesan tiket dan kembali ke Jakarta. Ia tahu, kemana Alina akan pergi saat ia sedang bersedih.
"Nggak apa-apa, jika rasa sakit memberikanmu pembelajaran, sesekali itu tidak apa-apa. Tandanya kita orang terpilih yang kuat" ucap Arhan sambil mendekat ke arah Alina.
Alina yang mendengar suara Arhan langsung menoleh ke belakang dan berlari memeluk Arhan
"Maaf gue bodoh, gue nggak dengerin ucapan-ucapan lo Com"
"Hehhh nggak apa-apa, nangis aja kalau emang mau nangis, habis itu jangan lupa tertawa"
"Gue sayang sama lo, cuma lo yang bisa ngertiin gue, nerima apa adanya gue" ucap alina dalam dekapan Arhan
Arhan terkejut mendengar ucapan sayang pertama kalinya dari mulut Alina, entah dia sadar atau tidak saat mengucapkan itu. Yang Arhan tau ia begitu bahagia.
"Kan udah gue bilang, Alina tanpa Arhan nggak akan sempurna"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun