Mohon tunggu...
Yoanna Francisca Dwi
Yoanna Francisca Dwi Mohon Tunggu... Guru - Echa

Optimis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Dia

3 Mei 2020   06:22 Diperbarui: 3 Mei 2020   06:49 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia memiliki indra yang lebih tajam dari siapapun. Dia sedang mengujimu sambil menari. Mengamatimu dari langit sambil tersipu. Dia adalah seseorang yang jauh lebih mengenalmu sebelum kamu dilahirkan. Sebelum kamu mengenal sang bayu. Berjalanlah terus, jangan menoleh. Jangan hiraukan bila ada sayap yang patah. 

Tenanglah... Ada Dia yang menjadi tongkat. Jangan hiraukan orang lain. Yang mencaci belum tentu yang lebih baik. Bukankah Dia mengajarkan kita untuk menjadi pelayan. Bukan menjadi tuan. Abaikan mereka yang membecimu, di dunia ini langit tak selamanya benderang. Tapi tak selamanya juga kelam. 

Akan selalu ada masa depan, bagi mereka yang berharap. Jika kau lemah, kuatkan dengan doa. Yang berada di atasmu, bukanlah jaminan ia lebih suci. Bukan jaminan ia lebih indah, belum tentu doanya yang komat-kamit sampai ke hatiNya. Ingat saja, bahwa doa orang berdosa lebih berarti, dari pada orang farisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun